REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad SAW adalah penutup para nabi dan rasul Allah (khatam al-anbiya wa al-mursalin). Tak ada lagi utusan Allah setelah beliau.
Lantaran diutus untuk seluruh umat manusia pada masa menjelang akhir zaman, Rasulullah SAW juga mengisyaratkan dekatnya hari kiamat. Bahkan, beliau menegaskan, "Aku diutus (oleh Allah) dan jaraknya dengan kiamat itu bagai dua jari ini." (Beliau bersabda demikian sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya.)
Berikut ini tiga hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tanda-tanda semakin dekatnya hari kiamat.
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ ، وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرَجُ ، وَالْهَرَجُ : الْقَتْلُ . (رواه البخاري عن أبي موسى وعبد الله بن مسعود)
"Sungguh, sebelum hari kiamat datang, ada hari-hari di mana kebodohan akan marak, ilmu akan menghilang, dan pembunuhan merajalela" (HR Bukhari).
إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ، وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا. (أخرجه البخاري عن أنس)
"Di antara tanda-tanda hari kiamat ialah menghilangnya ilmu, banyaknya kebodohan, maraknya minuman keras, dan banyaknya perzinaan" (HR Bukhari).
يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ ، وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيَلْقَى الشُّحَّ ، وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ ، وَيَكْثُرُ الْهَرَجُ ، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَيُّمَ هُوَ؟ قَالَ : الْقَتْلُ الْقَتْلُ. (أخرجه البخاري عن أبي هريرة)
"'Waktu akan berdekatan, pengamalan ilmu sedikit, kekikiran merebak, fitnah merajalela, dan pembunuhan (al-haraj) makin marak.' Para sahabat bertanya, 'Apakah al-haraj itu, wahai Rasulullah?' Nabi Muhammad SAW menjawab, 'Pembunuhan, pembunuhan'" (HR Bukhari).
Hadis-hadis itu memperingatkan perihal antara lain menghilangnya ilmu dan maraknya kebodohan. Yang dimaksud dengan ilmu tentu bukanlah ilmu-ilmu sains. Sebab, pada masa kini banyak orang yang ahli dalam bidang itu dan perkembangan teknologi modern pun kian pesat.
Maka, yang dimaksud oleh hadis-hadis itu ialah ilmu agama. Menghilangnya ilmu dapat berarti, berkurangnya pengamalan ajaran agama Islam.
Ada juga yang mengartikannya sebagai banyaknya ulama yang wafat, sedangkan para penerusnya tidak bisa mencapai taraf keilmuan sebagaimana generasi sebelumnya. Akibatnya, terjadilah kebodohan di mana-mana.
