REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Fahrur Rozi atau yang akrab dipanggil Gus Fahrur menanggapi kebijakan FIFA yang tidak jadi menjatuhkan skorsing terhadap federasi sepak bola Israel pada Kamis (3/10/2024). Menurut Gus Fahrur, langkah FIFA tersebut merupakan bukti ketidakadilan dunia.
"Inilah bukti ketidakadilan dunia, Israel selalu mendapatkan perlakuan khusus karena dukungan negara adikuasa Amerika Serikat," ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (4/10/2024).
Pengasuh Ponpes An-Nur 1 Malang ini mengatakan, seharusnya aturan kesetaraan ditegakkan dan dilaksanakan dengan keadilan, agar semua warga dunia aman tentram.
"Sekian lama kekejaman agresi Israel telah memberikan bukti nyata bahwa kekuatan Amerika Serikat mengalahkan semua aturan hukum dunia, dan masyarakat internasional hanya bisa pasrah dan tidak berdaya," ucap Gus Fahrur.
Dia berharap, kedepannya hak veto lima negara super power di DK PBB yang tak demokratis dihapus, sehingga semua negara bisa mendapatkan pengakuan yang setara.
"Kita menunggu tatanan kehidupan dunia baru yang adil dapat diwujudkan dengan kesepakatan menghapus hak veto, agar semua negara mendapatkan perlakuan dan hak yang sama," kata Gus Fahrur.
Sebelumnya diberitakan, Israel kembali membuktikan statusnya sebagai anak emas FIFA. Induk olahraga sepak bola dunia itu memutuskan tidak jadi menjatuhkan skorsing terhadap federasi sepak bola Israel pada Kamis (3/10/2024). Sebagai gantinya, FIFA meminta penyelidikan disiplin atas kemungkinan diskriminasi yang dituduhkan oleh para pejabat sepak bola Palestina.
Sebuah panel senior FIFA yang mengawasi tata kelola akan menyelidiki secara terpisah partisipasi dalam kompetisi Israel dari tim-tim sepak bola Israel yang diduga berbasis di wilayah Palestina.
"Komite Disiplin FIFA akan diberi mandat untuk memulai penyelidikan atas dugaan pelanggaran diskriminasi yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina," kata FIFA dalam sebuah pernyataan.