Jumat 30 Aug 2024 08:32 WIB

Guru Gembul Ungkap Kejanggalan Tantangan Debat Nasab, Ini Aturan Main dari Rabithah

Rabithah Alawiyah menyanggah jika debat dikatakan tertutup.

Guru Gembul
Foto:

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pihak Rabithah terkesan menghindari debat ilmiah yang diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang yang akan diselenggarakan pada 10 September. Guru Gembul menuding, tantangan debat terbuka di kampus tersebut terkesan dihindari mengingat Rabithah akan melaksanakan acara debat pada 7-8 September.

 

Untuk itu, Guru Gembul mengaku ragu ingin menghadiri acara debat di Rabithah. Dia pun mengaku masih ingin menghadiri debat dengan catatan, perdebatan dilakukan di tempat netral dan terbuka. Kemudian, dia meminta agar pihak Rabithah membawa catatan nasab yang dimiliki pihak Rabithah. "Agar kita semua bisa memverifikasinya dan bisa melihatnya bersama-sama,"ujar dia. 

photo
Logo Rabithah Alawiyah - (Dok Antara)

Sementara itu, pihak panitia penyelenggara debat tersebut mengumumkan aturan main dalam debat lewat akun Instagram Rabithah Alawiyah sebagai berikut.

1. Rasulullah mengajarkan untuk memuliakan tamu, tentu kenyamanan dan keamanan para tamu undangan menjadi prioritas panitia penyelenggara kegiatan akan diselenggarakan dengan penuh kekeluargaan.

2. Asas keadilan dalam sebuah diskusi adalah keharusan di dalam forum Rabithah Alawiyah. Ketidakadilan seperti saling memotong pembicaraan orang lain justru tidak baik bagi citra Rabithah Alawiyah selaku penyelenggara.

3. Rabithah Alawiyah menyiarkan seluruh kegiatan ini live Streaming. Dan dapat disaksikan via Youtube Nabawi TV. Tidak benar jika dikatakan acara tertutup dalam arti tidak bisa disaksikan masyarakat.

4. Tidak diperkenankan bagi pihak manapun yang tidak diundang untuk hadir ke tempat acara untuk hadir ke tempat acara. Hal ini demi membatasi jumlah hadirin sesuai kapasitas tempat acara juga demi khidmatnya acara dengan tidak adanya sorak sorai suara penonton sepanjang diskusi berlangsung.

5. Tidak benar jika dikatakan Rabithah Alawiyah diundang lima kali dan tidak hadir. Setiap undangan resmi pasti akan dijawab secara resmi oleh lembaga, sedangkan undangan tersebut tidak pernah ada dan kami meminta bukti tanda terima atas seluruh  undangan tersebut.

6. Rabithah Alawiyah memiliki kantor terbuka dan terbiasa menerima kunjungan peneliti nasab yang datang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memenuhi kebutuhan penelitiannya baik dalam dan luar negeri.

7. Kami memberikan kesempatan saudara H. Imaduddin untuk menyempurnakan penelitiannya langsung di lokasi yang terkait dengan objek penelitian beliau, Maktab Daimi Rabithah Alawiyah.

8. Pertemuan pada tanggal 7 akan turut dihadiri Ketua Maktab Daimi Habib Syaikhon bin Abdulqodir Assegaf dan perwakilan pengurus RA lainnya.

9. Moderator akan memimpin diskusi dan tidak diperkenankan  pihak manapun untuk memotong pembicaraan pihak lain selama  hak waktu yang diberikan, moderator break menghentikan pembicaraan pihak manapun yang melanggar aturan.

10. Durasi diskusi dengan sdr H Imaduddin dimulai pukul 09.00 dan direncanakan usai di pukul 15.00. tetapi modaretor berhak memperpanjang  durasi tersebut atas permintaan para pihak hingga waktu yang tidak ditentukan jika dirasa ada hal-hal yang perlu dibahas selama debat dengan memperhatikan waktu istirahat sholat.

11. Saudara H Imaduddin berhak mengajukan nama untuk mendampingi beliau dalam diskusi tersebut. Rabithah Alawiyah tidak ingin secara sepihak menentukan siapa pendamping yang cocok.

12. Kenapa RA tidak mengundang saudara Anhar Gonggong atua saudara Mahfud MD? Karena forum ini fokus membahas isu nasab dengan kaidah ilmu nasab. Sehingga tidak ada kaitannya dengan kepakaran dua tokoh tersebut. Itu sejarah dibahas pada forum khusus ilmu sejarah.

13. Seluruh pihak yang diundang berhak membawa satu kamera  dan merekam seluruh kegiatan yang ada sedangkan saran live hanya dilakukan oleh Nabawi TV.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement