Selasa 27 Aug 2024 06:00 WIB

Keluarga Asal Rawa Kalong yang Lahirkan Juara Panahan Berkuda Hingga ke Prancis

Anak-anak pasangan Sunaryo-Ernita hampir setiap hari belajar panahan di rumahnya.

Arsa Wening Arrosyad beraksi pada ajang kejuaraan panahan berkuda (Horseback Archery) International Mounted Archery Games Grunwald 2022, di Polandia, Selasa (3/5).
Foto:

Selain Arsa, dua anak Ernita lainnya memang sudah berlatih panahan. Arum Najlus (9 tahun) dan Azmiah Rusidina (15 tahun) sudah memiliki busurnya sendiri. Ernita menjelaskan, panahan tradisional bisa membangun karakter anak-anaknya. Berlatih panahan tradisional ternyata membuat anak-anaknya lebih mandiri.

Untuk Arsa, dia lebih fokus dalam membuat perencanaan dan jujur dalam bersikap. Pernah pada satu kali, Arsa mengumpulkan uang sen diri untuk membeli jam tangan. Setelah terkumpul Rp 80 ribu. Dia lantas berbicara kepada ibunya jika uang hasil tabungannya masih ku rang Rp 20 ribu. "Itu yang saya kaget. Padahal, dia tadinya anak manja, tapi sekarang mau mengumpulkan uang sendiri," kata ernita.

Sunaryo Adhiatmoko, suami Ernita, mengenal panahan tradisional sejak empat tahun lalu. Seusai mem baca literatur dan berdiskusi tentang panahan, dia memutuskan untuk mem perkenalkan olahraga tersebut kepada keluarganya.

Dia menjelaskan, pada zaman digital yang mela hir kan generasi milenial seperti seka rang, pancaindera manusia terbu nuh. Manusia benar-benar tergantung pada fasilitas yang bernama gadget. Dari berkomunikasi, belanja hingga berkendara akan kembali ke gadget. "Manusia sudah kehilangan nalar

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Indonesia Equestrian Archery (@iea_id)

nya,"ujar dia.

 

Menurut Sunaryo yang juga menjadi sekretaris jenderal KPBI, adanya panahan tradisional bisa mem buat insting manusia kembali lahir. Anak-anak bisa dilatih bagai mana menguasai panah sepenuhnya mengandalkan panca inderanya. Dia pun harus disiplin agar sepenuhnya aman saat berlatih panahan. Prinsip 3 S dalam berlatih panah, yakni Safety, Safety, Safety harus diikuti oleh pemanah. "Kalau dia aman, orang lain aman,"tegas Sunaryo.

Inteligensia dan insting anak juga dilatih. Saat memanah dengan jarak lebih dari 50 meter, misalnya, dia ha rus memprediksi bagaimana titik elevasinya sehingga anak panah bisa hinggap ke target dengan tepat. Tak ha nya itu, panahan tradisional men jadi ajang berkumpulnya keluarga. Anak bisa mengenal teman-teman ayah dan ibunya. "Dia jadi punya adab. Dia menghormati yang lebih tua,"kata Sunaryo.

 

Jadi juara dunia..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement