Rabu 14 Aug 2024 20:12 WIB

BPKH Resmikan Kampung Haji, Penyintas Bencana Sukabumi Bernafas Lega

Warga bersyukur dengan Kampung Haji di Gunungbatu

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
BPKH meresmikan Kampung Haji di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (14/8/2024). Kampung Haji adalah bantuan hunian tetap sebanyak 129 unit untuk 180 KK yang merupakan para penyintas bencana longsor.
Foto: Republika/Muhyiddin
BPKH meresmikan Kampung Haji di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (14/8/2024). Kampung Haji adalah bantuan hunian tetap sebanyak 129 unit untuk 180 KK yang merupakan para penyintas bencana longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -Badan Pengelola Keungan Haji (BPKH) meresmikan Kampung Haji di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (14/8/2024).

Kampung Haji merupakan bantuan hunian tetap bagi ratusan warga Sukabumi yang terkena dampak bencana longsor pada 2019 lalu. 

Baca Juga

Pada Rabu (14/8/2024), Republika.co.id, berkesempatan mengunjungi langsung Kampung Haji yang dibangun BPKH tersebut. Salah penyintas bencana longsor, Kobtiah (80 tahun), tampak duduk sendirian di depan rumah barunya. Ia pun menyambut hangat kedatangan rombongan BPKH. 

Selama lima tahun terakhir ini, Kobtiah hanya tinggal di tempat hunian sementara dan masih mengami trauma. Namun, kini dia bisa bernafas lega setelah mendapat bantuan rumah dari BPKH.

"Saya sendirian di sini, anak kerja di Bogor. Tapi di sini enak dan tidak khawatir lagi," ujar Kobtiah saat berbincang dengan Republika.co.id. 

Kobtiyah baru menghuni rumah barunya ini sekitar dua bulan lalu. Ia pun mengaku kerap diberi makan oleh para tetangganya lantaran ia sudah tidak bekerja lagi. Dia pun berterimakasih kepada BPKH yang telah menyediakan rumah tinggal untuknya. 

Penyintas lainnya, Nana (49 tahun) juga mengaku sengat terbantu dengan dibangunnya Kampung Haji BPKH ini. Karena, rumahnya sudah rata dengan tanah setelah terkena bencana Longsor pada 2019 lalu. Selama lima tahun ini, ia dan keluarganya hanya tinggal di tempat hunia sementara. 

"Alhamdulillah, sangat dibantu banget dari BPKH juga, dari DT Peduli juga alhamdulillah," ucap pria kelahiran Subang ini. 

Menurut dia, semua warga yang tinggal di Kampung Haji BPKH ini merupakan korban bencana tanah longsor. Sebelumnya, kata dia, para penyintas tingga di kawasan merah rawan bencana. 

"Ada yang kena bencana rata dengan tanah, ada yang kena dampak. Akhirnya direlokasi ke sini," kata Nana.

Setelah tinggal di rumah barunya ini, dia berharap tidak terdampak bencana lagi. Ia pun kini bisa bernafas lega lantaran di Kampung Haji lebih aman dibandingkan tempat tinggalnya sebelumnya yang sering terjadi pergeseran tanah. 

"Dengan dibantunya ini Alhamdulillah bisa berteduh, enggak enggak was-was lagi. Kalau disana kan tidur aja ngeri banget, soalnya per lima menit itu pasti ada pergerakan di sana itu (pegeseran tanah)," jelas Nana. 

Ia mengaku rumahnya di Kampung Haji sudah layak huni. Luas tanahnya berukuran 7x9 meter. Sedangkan bangunan rumahnya 5x7 meter dengan dua kamar tidur, satubruang tamu dan satu toilet.  

"Alhamdulillah BPKH bisa membangun secepat ini. Layak ini dan sangat-sangat layak," ucap dia. 

Baca juga: Media Amerika Serikat Ungkap Hamas Justru Semakin Kuat, Bangun Kembali Kemampuan Tempur

Di Kampung Haji ini, BPKH hadir memberikan bantuan hunian tetap sebanyak 129 unit untuk 180 KK. Dalam membangun Kampung Haji ini, BPKH menggandeng mitra kemaslahatan Daarut Tauhiid (DT) Peduli.

Proses pembangunan hunian tetap seluas lima hektar ini telah dimulai sejak 2023 lalu. Pada Rabu (14/8/2024), Kampung Haji BPKH ini pun diresmikan dan diserahterimakan kepada warga penerima manfaat oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah. 

Peresmian..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement