Ahad 24 Aug 2025 06:23 WIB

Didera Kemiskinan, Sahabat Nabi pun Galau tetapi bukan Lantaran Harta

Para sahabat Nabi ini merisaukan bukan urusan harta atau kekayaan.

Ilustrasi Sahabat Nabi.
Foto: Republika
Ilustrasi Sahabat Nabi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari seratusan ribu sahabat Nabi Muhammad SAW, tidak sedikit di antaranya yang fakir miskin. Di Madinah, mereka yang tidak punya rumah kemudian tinggal di bagian pelataran Masjid Nabawi atau shuffah. Karena itu, kelompok ini dinamakan sebagai penghuni shuffah atau ahl ash-shuffah.

Hebatnya, mereka tidak pernah merisaukan kekurangan uang atau makanan. Yang kerap menjadi "beban" pikiran para penghuni shuffah ini adalah, dengan cara apa mereka dapat terus meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah Ta'ala.

Baca Juga

"Sesungguhnya, Allah tidak melihat (menilai) fisik dan harta kalian, melainkan hati dan amalan kalian," demikian sabda Rasulullah SAW.

Pada suatu hari, beberapa dari ahl ash-shuffah mengeluh kepada Rasulullah SAW.

“Ya Rasulullah," kata seorang dari mereka, "kaum Muslimin yang kaya telah memborong semua pahala hingga tingkatan yang paling tinggi sekalipun.”

Nabi SAW bertanya, "Mengapa kalian mengira demikian?"

Seorang lain menimpali, "Mereka yang kaya mendirikan shalat, dan kami pun shalat. Mereka berpuasa, kami pun berpuasa.

Namun, jika mereka bersedekah, kami tidak bisa bersedekah seperti mereka. Mereka memerdekakan budak, kami tidak punya kemampuan untuk itu."

Rasulullah SAW kemudian tersenyum dan berusaha menghibur mereka. Beliau bersabda, "Wahai sahabatku, maukah aku ajarkan kepada kalian amal perbuatan yang dapat mengejar mereka dan tidak seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali yang berbuat seperti perbuatan-perbuatan ini?"

Dengan antusias, mereka pun menjawab serentak, "Tentu, ya Rasulullah."

Nabi SAW bersabda, "Bacalah 'subhanallah', 'Allahu akbar', dan 'alhamdulillah' setiap selesai shalat masing-masing 33 kali."

Begitu menerima pesan Rasulullah SAW itu, mereka sangat lega. Para ahli shuffah ini pun pulang.

Namun, beberapa hari kemudian mereka kembali mengeluh kepada Nabi SAW.

"Ya Rasulullah, saudara-saudara kami (Muslimin yang kaya) mendengar perbuatan kami, lalu mereka serentak berbuat sebagaimana yang kami lakukan."

Nabi SAW bersabda, "Itulah karunia Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement