REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH M Cholil Nafis, turut mengomentari kedatangan lima intelektual muda Nahdlatul Ulama bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Bahkan Pengasuh Pesantren Cendekia Amanah Depok Jawa Barat ini bertutur, pernah hampir terjerumus dengan undangan ke negara pendudukan, Israel. Bagaimana Bisa?
Kiai Cholil mengisahkan, pada 2016 dirinya ditawari berkunjung ke Israel dan ziarah Masjid Al Aqsa. Hal ini dalam rangkaian undangan temu budaya intelektual muda dari pemerintah Israel. “Saya hampir terperosok ke sana karena atas ajakan teman,” kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
“Bagi saya yang saat itu ingin jalan-jalan ke luar negeri atau ingin ziarah Masjid Al Aqsa pasti tertarik,” kata Kiai Cholil menambahkan.
Tetapi setelah melalui pertimbangan matang dan atas nasihat almarhum KH Hasyim Muzadi, Kiai Cholil mengurungkan niat dan menolak ajakan tersebut.
“ Beliau tidak mengizinkan dan bahkan melarang saya berangkat. Walhamdulillah saya diselamatkan oleh Allah sehingga saya mengurungkan niat dan akhirnya saya menolak tawaran itu,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, kunjungan tersebut tidak bisa dibenarkan dan benar-benar keterlaluan melukai hati dan rasa keadilan umat sebagai manusia, apapun alasannya. Sebab kondisi sekarang sudah jelas Israel melakukan penyerangan dan genosida kepada rakyat Palestina
“Sungguh disayangkan ternyata mereka-mereka adalah berpendidikan baik dan kader potensial di NU. Dan, itu memang sasaran Israel utk menggaet dukungan dari kader-kader muda di negara-negara lain. Ini lebih ngeri lagi tentang data yang menyebutkan bahwa simpatisan Israel di Indonesia mencapai 2 persen,” ujar dia.
Dirinya bahkan menyayangkan ternyata keterlibatan mereka tidak sekadar berkunjung tetapi juga memang sudah ada relasi dan hubungan dlm jaringan Yahudi. Ini bisa diakses melalui ramuan sermi Rahim.
“Saya tak paham apa yang menggiurkan dari sana kalau dibandingkan dengan kejahatannya. Apalagi membelanya atas nama dalil-dalil agama.. duuhh sedih,” kata Kiai Cholil.
Saya lihat dari jejaknya digitalnya, mereka itu bukan sekadar jalan-jalan tapi memang sudah menjadi jaringannya. Duhh ya Allah," kata dia.