Jumat 12 Jul 2024 17:37 WIB

60 Jenazah Ditemukan Usai Israel Tarik Tentara dari Shujaiya

Pengeboman di timur Shujaiya meningkat saat pembicaraan gencatan senjata dilakukan.

Asap membumbung dari kawasan Shujaiya di Jalur Gaza, seperti terlihat dari daerah dekat perbatasan Israel-Gaza di selatan Israel, 30 Desember 2023.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Asap membumbung dari kawasan Shujaiya di Jalur Gaza, seperti terlihat dari daerah dekat perbatasan Israel-Gaza di selatan Israel, 30 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sekitar 60 jenazah dilaporkan ditemukan di bawah reruntuhan lingkungan Shuijaya, Kota Gaza yang terkepung, pada Kamis (11/7/2024), setelah militer Israel menyatakan diakhirinya operasinya di sana.

Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan sekitar 60 jenazah ditemukan di bawah reruntuhan di Shujaiya. Puluhan syuhada meninggal dunia usai terjadinya pertempuran terberat di Kota Gaza dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga

Hamas mengatakan operasi Israel di sana telah menyebabkan lebih dari 300 unit pemukiman dan lebih dari 100 bisnis hancur. Mohammed Nairi, seorang warga Shujaiya, mengatakan dia dan orang lain yang kembali ke lingkungan tersebut telah menyaksikan kehancuran besar yang tidak dapat digambarkan. Semua rumah dihancurkan.

Militer Israel mengatakan pada Rabu (10/7) bahwa mereka telah menyelesaikan misinya di Shujaiya setelah dua pekan. Meski demikian, pengeboman dan pertempuran terus mengguncang Kota Gaza. Saksi mata mengatakan tank dan tentara telah bergerak ke wilayah lain di kota tersebut.

Seorang koresponden AFP melaporkan serangan udara di lingkungan Sabra. Sementara militan terlibat dalam bentrokan sengit dengan pasukan Israel di Tel Al-Hawa. Hamas melaporkan 45 serangan udara di wilayah Kota Gaza, serta di kota Rafah paling selatan di Gaza, ketika Netanyahu mengatakan fase intens perang mendekati akhir.

Meningkatnya pertempuran, pemboman dan pengungsian di distrik timur Shujaiya terjadi ketika pembicaraan diadakan di mediator Qatar menuju kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement