Rabu 10 Jul 2024 07:09 WIB

Amalan Menakjubkan Sahabat Rasulullah

Allah takjub pada amalan yang dilakukan sahabat Rasulullah SAW ini.

Ilustrasi Sahabat Rasulullah
Foto:

Kepada istrinya itu, Abu Thalhah menjelaskan keadaan musafir yang datang kepada Rasulullah SAW sore itu dan kini menjadi tamunya. Pengelana ini sudah berhari-hari tak makan, sedangkan dirinya sudah menyatakan bersedia untuk menerimanya sebagai tamu.

“Kalau begitu,” ujar Abu Thalhah, “Sibukkanlah anak-anak kita dengan sesuatu, kemudian tidurkanlah mereka. Dengan begitu, mereka tak akan merasa lapar untuk malam ini. Kemudian, kita dapat menerima tamu.”

Ummu Sulaim melaksanakan perintah suaminya. Sementara itu, Abu Thalhah mempersilakan sang musafir untuk masuk ke rumahnya.

Sesudah berhasil menidurkan anak-anaknya lebih awal, Ummu Sulaim pergi untuk menyiapkan makanan. Abu Thalhah pun permisi sebentar dari tamunya itu untuk berbicara kepada istrinya di dalam dapur.

“Setelah kamu menyajikan makanan ini kepada tamu kita, hidangkanlah piring kosong untukku. Aku akan pura-pura ikut makan bersamanya agar dia tak merasa canggung,” katanya.

Abu Thalhah lalu kembali ke tamunya sembari membawa hidangan. Ia juga mengatakan, rumahnya sedang kehabisan minyak sehingga lampu di ruangan tidak dinyalakan.

Maka, Abu Thalhah pun menemani tamunya itu makan malam dalam keadaan gelap. Sebuah piring berisi makanan yang tadinya diperuntukkan bagi anak-anaknya sendiri kini dihidangkan untuk sang tamu. Sementara itu, ia mengerik piring kosong di hadapannya sampai tamu itu selesai makan dan kenyang.

Ya, musafir itu tidak menyadari, sang tuan rumah dan keluarganya tidak makan malam ini.

Keesokan paginya, Abu Thalhah dan Ummu Sulaim menemui Rasulullah SAW.

“Allah takjub kepada apa yang kalian lakukan tadi malam,” kata beliau dengan wajah berseri-seri.

Inilah asbabun nuzul surah al-Hasyr ayat sembilan. Artinya, “Dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Apa yang dilakukan Abu Thalhah ialah itsar. Maknanya, mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri. Allah Ta’ala menyukai orang-orang yang melakukan itsar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement