REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkisah, seorang pendeta Yahudi atau rabi sempat berwasiat kepada muridnya. Pesannya, sesudah dirinya wafat, si murid harus menemukan orang yang dijuluki sebagai "pintunya kota ilmu."
Jika bertemu sosok yang dimaksud, murid tersebut diharuskannya bertanya tentang satu soal yang belum bisa terjawab hingga saat itu. "Wahai muridku, tanyakanlah kepadanya, bilangan mana yang habis dibagi satu sampai 10. Kalau memang dia berhasil menjawabnya, sungguh benarlah dirinya sebagai 'pintunya kota ilmu,'" demikian pesan rabi tersebut.
Setelah gurunya wafat, murid ini berkelana dari satu negeri ke negeri lain. Begitu sampai di Madinah, ia pun menggali informasi dari penduduk setempat.
Mereka memberitahukannya, sosok yang berjulukan "pintunya kota ilmu" adalah Ali bin bin Abi Thalib. Adapun "kota ilmu" itu merupakan Nabi Muhammad SAW.
Si murid segera menemui Ali bin Abi Thalib. Maka, diajukanlah pertanyaan titipan mendiang gurunya itu.Ternyata, sang sahabat Nabi dapat dengan cepat dan mudah menjawab persoalan tersebut.
"Kalikanlah jumlah harimu dalam sebulan dengan jumlah bulanmu dalam setahun, dan dengan jumlah harimu dalam sepekan," tutur Sang Asadullah (Singa Allah).
Artinya, si penanya diminta melakukan operasi matematika: 30 x 12 x 7. Hasilnya, 2.520. Faktanya, itulah bilangan terkecil yang dapat dibagi habis bilangan satu sampai 10.
Murid Yahudi itu pun terkejut sekaligus terpesona. Pada saat itu pula, ia menyatakan diri memeluk Islam. Hingga akhir hayatnya, lelaki tersebut merupakan salah seorang pengikut Ali yang paling setia.