Kamis 20 Jun 2024 06:38 WIB

Profesor UIN: Kebijakan Murur Out of The Box

Murur jadi ijtihad penting Kemenag mengatasi problem empirik ibadah haji

Guru Besar UIN Jakarta Ahmad Tholabi Kharlie
Foto:

Kebijakan murur di Muzdalifah pada puncak musim haji yang diberikan untuk jamaah lansia, distabilitas, risiko tinggi, dan sakit, yang diterapkan pemerintah pada musim haji 2024 dinilai sukses membuat jamaah tidak terlalu kelelahan. Menurut Kepala Pusat  Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo, dampak murur sangat luar biasa baik untuk jamaah.

"Murur dampaknya luar biasa, sehingga dengan Murur itu indikatornya kalau kita secara logika saja, di pos  kesehatan Mina juga nggak begitu banyak yang sakit," ujar Liliek saat meninjau pos  kesehatan di jalur Jamarat, Mina,  Mekkah, Selasa (18/6/2024) dini hari Waktu Arab Saudi.

Murur adalah kebijakan yang diambil pemerintah mengingat banyaknya jamaah lansia dan berisiko tinggi pada 2024. Murur adalah mabit atau bermalam di Muzdalifah dengan cara melintas setelah menjalani wukuf di Arafah.

Murur adalah kebijakan yang diambil pemerintah mengingat banyaknya jamaah lansia dan berisiko tinggi pada 2024. Murur adalah mabit atau bermalam di Muzdalifah dengan cara melintas setelah menjalani wukuf di Arafah.

Skema ini baru pertama kali diterapkan bagi jamaah Indonesia. Sekitar 55 ribu jamaah kategori Lansia, Risti, dan disabilitas ikut dalam skema ini dan dampaknya mengurangi kepadatan di Muzdalifah.

Apalagi menurut Liliek, pergeseran jamaah dari Muzdalifah ke Mina tidak mengalami hambatan seperti tahun lalu di mana jalur lintasan macet. "Murur itu juga bagus sekali karena sekian waktu proses pemindahan jamaah dari Muzdalifah ke Mina yang tahun kemarin menimbulkan banyak masalah karena adanya kemacetan itu bisa dihindarkan," katanya.

 

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement