Senin 10 Jun 2024 06:30 WIB

7 Dosa Besar yang Disebutkan Rasulullah SAW, 5 di Antaranya Banyak Terjadi Kini

Dosa besar hanya akan diampuni dengan tobat nasuha

Rekonstruksi pembunuhan (ilustrasi). Dosa besar hanya akan diampuni dengan tobat nasuha
Foto: Republika/Eva Rianti
Rekonstruksi pembunuhan (ilustrasi). Dosa besar hanya akan diampuni dengan tobat nasuha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tindakan meninggalkan dosa besar bukanlah masalah yang ringan dan sederhana.

Seseorang yang mampu menahan diri dari berbuat dosa besar pada saat peluangnya ada, berarti ia memiliki kadar keimanan yang teguh, sekaligus kesabaran yang kukuh. Orang seperti ini dijanjikan Allah SWT masuk surga.

Baca Juga

BACA JUGA: Nasarius, Robby Purba, dan Anjing di Plaza Indonesia

Oorang yang bisa menjauhi dosa-dosa besar akan mendapatkan ganjaran dari Allah berupa dihapuskannya dosa-dosa kecil dan di masukan ke surga. Sebagaimana firman Allah SWT :

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS an-Nisa ayat 31).

Ayat di atas memperingatkan agar menjauhi dosa-dosa besar. Maka orang yang sanggup meninggalkan dosa-dosa besar, Allah akan menghapus dosa-dosa kecilnya dan memasukkannya ke surga. Maka dari itu sebesar apapun dosa yang diperbuat kalau bertobat dengan sungguh-sungguh maka akan diampuni Allah.

Dalam tafsir tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa perintah dalam ayat ini meminta agar orang yang beriman menjauhi dan meninggalkan semua pekerjaan yang berakibat dosa besar.

Meninggalkan semua dosa besar itu bukan saja sekedar menghindarkan diri dari siksa-Nya, tetapi juga merupakan suatu amal kebajikan yang dapat menghapuskan dosa kecil yang telah diperbuat.

Lantas apa saja yang disebut dengan dosa besar? Para ulama mempunyai pendapat yang berbeda-beda karena adanya beberapa hadis, di antaranya Rasulullah SAW bersabda:

اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ! قَالُوْا: وَمَا هِيَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلشِّرْكُ بِاللهِ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ الله ُإِلاَّ بِالْحَقِّ وَالسِّحْرُ وَاَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ وَاَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحَفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ (رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة)

Artinya: “Jauhilah tujuh macam perbuatan yang membahayakan. Para sahabat bertanya, “Apakah itu ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Mempersekutukan Allah, membunuh diri seseorang yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar, sihir, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan peperangan pada waktu pertempuran dan menuduh berzina terhadap perempuan-perernpuan mukmin yang terhormat.” (HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Lima dari...

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement