Selasa 04 Jun 2024 15:09 WIB
MUHYIDDIN Jurnalis Republika di Makkah, Arab Saudi

Jihad Rahmat di Tanah Suci, Petugas Difabel Pendamping Jamaah Haji

Meski tangan kirinya tidak sempurna, Rahmat tak kesulitan melayani jamaah.

Rep: MUHYIDDIN/ Red: A.Syalaby Ichsan
Salah satu petugas haji Indonesia, Rahmat melayani jamaah haji di bidang layanan ekomodoasi di Sektor 7, Makkah, Senin (3/5/2024).
Foto: MCH 2024
Salah satu petugas haji Indonesia, Rahmat melayani jamaah haji di bidang layanan ekomodoasi di Sektor 7, Makkah, Senin (3/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH — Lebih dari empat ribu petugas haji Indonesia tengah sibuk melayani jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Makkah, termasuk saat berada di hotel. Salah satu petugas haji yang bertugas haji di bidang akomodasi, Rahmat tampak tengah sibuk mendampingi salah satu jamaah dari Tasikmalaya.

Meskipun tangan kirinya tidak sempurna, Rahmat tak kesulitan saat menekan remote AC sembari mengajari jamaah cara menggunakannya. Jamaah yang dilayaninya saat itu baru datang dari Madinah pada Ahad (2/6/2024) untuk melaksanakan ibadah umrah.

Baca Juga

Dalam menjalankan tugasnya, Rahmat biasanya berjaga di lift hotel. Dia kemudian, akan mengarahkan dan mengantarkan jamaah ke kamarnya, sehingga jamaah bisa segera beristihat."Saya berjaga di lift, mengarahkan jamaah agar tak kebingungan mencari kamar di hotel," ujar Rahmat.

Rahmat merupakan salah satu petugas haji difabel yang percaya pemerintah Indonesia untuk melayani jamaah haji tahun ini. Ia pun bersyukur kali ini bisa melayani para tamu Allah."Saya sangat bersyukur, gak menyangka bisa ke sini melayani tamu Allah," ucap Rahmat.

Sejak kecil, ia memang tidak pernah minder dengan kondisinya yang difabel. Kepercayaan dirinya tumbuh dari rumah. Ayahnya selalu mendukungnya. Bahkan, saat masih kanak-kanak ia sering dibawa ke acara hajatan.

Masyarakat di kampungnya juga tidak membedakan Rahmat dengan yang lain. Lingkungan yang inklusif telah meningkatkan kepercayaan diri Rahmat. Ia pun berpesan pada teman-teman difabel lainnya agar selalu percaya diri."Yakinlah setiap kekurangan ada kelebihannya, setiap orang pasti punya kekurangan," jelas Rahmat.

Pada tahun sebelumnya, pegawai Kemenag Lampung Barat ini sebenarnya sudah pernah mengikuti seleksi petugas haji. Saat itu, Rahmat ternyata tidak lolos seleksi. Baru tahun ini, akhirnya mimpi Rahmat bisa terwujud.

Saat hasil seleksi petugas haji diumumkan, ia pun segera memberi kabar ayahnya yang telah berusia 94 tahun. Saat mendengar Rahmat akan berangkat ke Tanah Suci, ayahnya menangis.“Beliau meneteskan air mata," kata Rahmat.

Selama menjalankan tugasnya di Makkah, Rahmat selalu komitmen dengan pekerjaannya. Ia tidak ingin mengecewakan ayahnya dan jamaah haji Indonesia. Kinerjanya bahkan mendapatkan apresiasi dari Ketua Sektor 7 Daker Makkah, Agus Sutisna.

“Pak Rahmat ini komit dalam melaksanakan tugas. Sebagai manusia biasa, awalnya sempat terbersit, bisa gak ya pak Rahmat ini, ternyata beliau sangat bertanggung jawab," jelas Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement