Selasa 04 Jun 2024 16:00 WIB

Rekor MURI Ukur Arah Kiblat dengan Lokasi Terbanyak

Ukur arah kiblat dimaksudkan untuk menyempurnakan sholat.

Umat Islam menutup kepalanya dari terik matahari seusai seusai berlangsung peristiwa Rashdul Qiblah atau waktu matahari tepat di atas Ka bah.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Umat Islam menutup kepalanya dari terik matahari seusai seusai berlangsung peristiwa Rashdul Qiblah atau waktu matahari tepat di atas Ka bah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) RI menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori pengukuran arah kiblat serentak dengan lokasi terbanyak.   

Rekor ini dicatat pada saat gerakan Hari Sejuta Kiblat yang melibatkan 1.048.575 partisipan di 30 provinsi di seluruh Indonesia. 

Baca Juga

"Gelaran Hari Sejuta Kiblat melebihi target yang telah ditetapkan, dengan jumlah partisipan sebanyak 1.048.575 se-Indonesia," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Kemenag RI Adib dalam keterangan di Jakarta, Selasa.  

Adib mengatakan masyarakat Muslim di berbagai penjuru tanah air melakukan pengukuran arah kiblat secara serentak pada saat Hari Sejuta Kiblat.   

Ia menyebut pengukuran itu dilakukan pada Senin (27/5), pukul 16.18 WIB, bertepatan dengan peristiwa Rasdhul Qiblah atau Istiwa A'zham, yaitu momentum saat matahari melintas tepat di atas Ka'bah, sehingga bayang-bayang benda akan lurus ke arah kiblat.

Adib menjelaskan fenomena astronomi tersebut terjadi dua kali dalam setahun. Untuk tahun ini, Istiwa A'zham terjadi pada 27-28 Mei 2024 dan 15-16 Juli 2024, ketika deklinasi matahari sama dengan lintang geografis Ka'bah. 

Ia menyebut masyarakat masih dapat mengukur arah kiblat pada hari ini secara swadaya.  

"Kita bisa mengukur arah kiblat secara mandiri di lokasi masing-masing. Cukup keluar rumah dan menegakkan tongkat yang lurus pada pukul 16.18 WIB hari ini," ujarnya. 

Gelaran tersebut, kata Adib, menjadi momentum berharga bagi warga Muslim di Indonesia untuk memperkuat keyakinan dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah.

Ia menambahkan pencapaian rekor MURI bukan merupakan tujuan, yang lebih penting adalah kehadiran Kemenag dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. 

“Tidak hanya mencatatkan rekor MURI, tetapi yang terpenting adalah Kemenag hadir dalam memberi pelayanan kepada masyarakat,” ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement