Kamis 17 Jul 2025 22:56 WIB

Forum Komunikasi KBIHU: Haji 2025 Ujian Kesabaran

Peran KBIHU dalam bimbingan haji sangat penting.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Peran KBIHU dalam bimbingan haji sangat penting.
Foto: Dok Istimewa
Peran KBIHU dalam bimbingan haji sangat penting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (DPP PFK KBIHU), KH Manarul Hidayat, menilai penyelenggaraan haji tahun 1446 H/2025 M sebagai salah satu musim haji paling istimewa, meski diwarnai berbagai tantangan. 

Menurut Kiai Manarul, keistimewaan haji tahun ini bukan dilihat dari sisi fasilitas atau teknis, melainkan karena ujian kesabaran yang begitu besar.

Baca Juga

BACA JUGA: Istana Damaskus Dibombardir, Ternyata Menteri Israel Perintahkan Bunuh Presiden Suriah

Salah satu contoh yang mencolok adalah adanya pemisahan tempat tinggal antara anggota keluarga seperti suami-istri, anak dan orang tua, hingga satu kelompok yang tersebar di beberapa hotel berbeda.

“Ini adalah ujian kesabaran. Di sinilah pentingnya peran KBIHU. Apapun yang dihadapi di Tanah Suci, kami doktrinkan kepada jamaah bahwa semuanya harus dihadapi dengan sabar,” ujar

photo
Jamaah haji Indonesia antre memasuki bus Shalawat seusai beribadah di Masjidil Haram di terminal Shib Amir, Makkah, Arab Saudi, Sabtu (21/6/2025). Operasional bus Shalawat akan berhenti per 2 Juli 2025 yakni pada saat jamaah haji Indonesia terakhir berada di Makkah. - (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Kiai Manarul kepada Republika.co.id di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Penyelenggaraan Haji yang digelar di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Kiai Manarul bahkan menggambarkan bahwa kesabaran adalah modal utama yang harus dibawa jamaah sejak dari Tanah Air. “Kalau bawa sabar 10, baru sampai asrama haji bisa sudah hilang semua. Mulai dari antre WC sampai ngambek karena AC,” ucap dia.

Dalam konteks pembinaan, PFK KBIHU menegaskan bahwa segala hal buruk yang terjadi di Tanah Suci sebaiknya tidak dibawa pulang menjadi bahan keluhan di Indonesia.

“Kita sudah doktrinkan kepada jamaah, apapun yang tidak baik di Tanah Suci tidak boleh diutarakan kembali di Indonesia,” kata Kiai Manarul.

Lebih lanjut, dia pun menekankan pentingnya perbaikan di sisi internal KBIHU, terutama dalam hal penyempurnaan manajemen.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement