REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak belia, Ramlah binti Abu Sufyan dikenal sebagai anak yang berkepribadian kuat, fasih bicaranya, cerdas, dan cantik parasnya. Wanita yang lebih dikenal dengan nama Ummu Habibah itu dipersunting seorang pemuda bernama Ubaidillah bin Jahsy.
Suaminya ketika itu terkenal sebagai pemuda yang teguh memegang agama Ibrahim AS, yang tak menyembah berhala dan tak suka mabuk serta berjudi. Sempat terbesit dalam hati Ummu Habibah untuk mengikuti agama sang suami.
Pada zaman itu, mayoritas penduduk Makkah menyembah berhala yang mereka buat sendiri. Tak lama setelah menjadi istri Ubaidillah, Muhammad diutus sebagai Nabi dan Rasulullah. Gemparlah penduduk Makkah mendengar datangnya agama samawi bernama Islam itu.
Sang suami, Ubaidillah memilih memeluk agama baru itu. Ia lalu mengajak Ummu Habibah untuk memeluk Islam bersamanya. Kaum kafir Quraisy murka dan marah besar dengan datangnya Islam. Mereka pun melakukan terror dan mengintimidasi siapapun yang memeluk agama Allah SWT itu. Rasulullah SAW lalu memerintahkan Kaum Muslimin untuk berhijrah ke Habasyah (Etiopia).
Ummu Habibah bersama suaminya termasuk dalam kelompok umat Islam yang turut berhijrah. Saat itu, ia sedang mengandung bayinya yang pertama. Setibanya di Habasyah, Ummu Habibah melahirkan seorang putri bernama Habibah. Orang-orang kemudian memanggilnya Ummu Habibah. Setelah beberapa lama tinggal di Etopia, umat Muslim yang hijrah itu mendengar bahwa Islam telah menguat dan menyebar di Makkah.
Banyak di antara mereka yang kemudian memutuskan kembali ke tanah kelahirannya di Makkah. Namun, Ummu Habibah dan suaminya memilih untuk tetap tinggal di benua Afrika.
Mereka yang akan kembali ke Makkah, di tengah perjalanan mendengar bahwa kaum kafir Quraisy makin gencar menebar terror dan menindas pemeluk agama Islam. Akhirnya, mereka kembali ke Habasyah. Bertahun-tahun, umat Islam yang tinggal di Afrika itu menunggu kabar baik dari Makkah.
Keimanan Ummu Habibah pun mulai diuji. Ubaidillah yang mengajaknya masuk Islam justru menjadi pesimis dan putus asa. Bahkan, lelaki ini kemudian memilih murtad dan memeluk agama orang-orang Habasyah, yakni Nasrani.
“Wahai Ummu Habibah, aku melihat tidak ada agama yang lebih baik daripada agama Nasrani, dan aku telah menyatakan diri untuk memeluknya. Setelah aku memeluk agama Muhammad, aku akan memeluk agama Nasrani,” ujar Ubaidillah kepada istrinya.
View this post on Instagram