REPUBLIKA.CO.ID, TIMOR TENGAH SELATAN -- Di Pulau Jawa, umat Muslim dengan mudah menemukan masjid untuk beribadah atau sekadar beristirahat. Setiap orang tinggal memilih masjid mana yang akan dikunjungi untuk sholat berjamaah karena saking banyaknya jumlah masjid.
Keadaan seperti itu tidak dialami oleh Muslim di Dusun 4 Kampung Oe Belo, Desa Oe Belo, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka harus berjalan kaki 11 kilometer demi bisa menemukan masjid untuk sholat Jumat atau sholat tarawih.
Namun sejak tahun lalu, mereka tidak lagi harus berjalan kaki 11 kilometer menuju masjid karena telah berdiri Musholla Al Furqon Aba Sole yang didirikan Dewan Dakwah.
Bendahara Musholla Al Furqon Aba Sole, Latif Asbanu menceritakan aktivitas Muslim di Dusun 4 Kampung Oe Belo kepada Republika.co.id di kediamannya. Dengan ramah, Latif bercerita tentang manfaat keberadaan mushala tersebut untuk aktivitas keagamaan warga Muslim di kampungnya.
"Sebelumnya, tidak ada mushala. Kalau mau ke masjid (jalan kaki) 11 kilometer. Buat sholat Jumat atau atau bulan puasa buat tarawih di Oehani," ujar Latif dengan suara terbata-bata tapi penuh semangat.
Ia menjelaskan di Dusun 4 Kampung Oe Belo, hanya ada 20 Kepala Keluarga (KK) dari 200 lebih KK yang beragama Islam. Kehadiran Musholla Al Furqon sangat membantu aktivitas keagamaan warga Muslim di sana. Sejak adanya mushala, anak-anak bisa belajar Alquran secara rutin kepada ustadz-ustadzah dari Dewan Dakwah.
Latif menambahkan Muslim di Dusun 4 Kampung Oe Belo juga bersemangat memakmurkan mushala. Mereka mengelola tanaman jagung dan sayur di sekeliling mushala. Hasilnya mereka gunakan apabila terdapat acara-acara di mushala tersebut.
Meski menjadi kelompok minoritas...