Kamis 09 Oct 2025 06:08 WIB

Ibu Kandung Santri Al Khoziny Kenang Putranya yang Ingin Jadi Ulama

Haikal hanya sempat mengeluh ingin segera libur sekolah dan pulang ke rumah.

Pembersihan puing reruntuhan gedung mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah selesai dilakukan pada Selasa (7/10/2025).
Foto: Dok BNPB
Pembersihan puing reruntuhan gedung mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah selesai dilakukan pada Selasa (7/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Ibu kandung santri Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Ghifari Haikal Nur (17 tahun), Sundari, mengenang putranya sebagai sosok pendiam yang bercita-cita menjadi ulama. Ini sebelum ditakdirkan meninggal akibat runtuhnya mushala pondok tersebut.

“Anak saya ini pendiam, tapi dia selalu bilang ingin jadi ulama,” ujarnya kepada pewarta usai proses pemakaman di rumah duka Desa Wangen, Kecamatan Glagah, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Rabu (9/10/2025).

Baca Juga

Dia menuturkan, Haikal merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Sejak kecil, ia dikenal tekun belajar agama dan berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah di pesantren yang sama setelah lulus Madrasah Aliyah.

Ia mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum musala di Pondok Pesantren Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) lalu tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, Haikal hanya sempat mengeluh ingin segera libur sekolah dan pulang ke rumah. Meski kehilangan mendalam dirasakan, Sundari berusaha tegar. Ia berharap cita-cita mulia putranya untuk menjadi ulama dapat terus dikenang dan menjadi teladan bagi teman-temannya di pesantren.

Sebagaimana diketahui, Jenazah Haikal berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur melalui hasil pencocokan DNA dengan ibunya.

Setelah melalui proses identifikasi, jenazah diserahkan pihak Rumah Sakit Bhayangkara kepada keluarga pada Rabu pagi, untuk dibawa ke Lamongan untuk dimakamkan.

Setibanya di Lamongan, iring-iringan jenazah disambut dengan isak tangis keluarga dan warga sekitar. Pada saat proses pemakaman, jenazah lebih dulu di salatkan di masjid desa setempat dan kemudian dimakamkan di samping makam ayahnya yang telah berpulang empat tahun lalu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement