Kamis 02 Oct 2025 22:32 WIB

Mushala Roboh di Al Khoziny, Menag Imbau Bangunan Pesantren Penuhi Standar  

Proyek bangunan di pesantren harus sesuai standar.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, WAJO -- Menteri Agama (Menag);RI, Prof Nasaruddin Umar mengimbau agar pembangunan pondok pesantren dan rumah ibadah dilakukan sesuai standar teknis bangunan. Imbauan ini disampaikan usai musibah robohnya mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, yang menelan korban jiwa.

“Kita semuanya harus melakukan upaya untuk pembangunan pondok pesantren. Pokoknya usahakan mendisiplinkan pembangunan-pembangunan, tidak boleh dilakukan sembarangan, harus memenuhi standar,” ujar Nasaruddin saat ditanya Republika.co.id usai melantik dewan hakim Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 di Kabupaten Wajo, Rabu (1/10/2025) malam.

Baca Juga

Menurutnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) ke depan juga dapat dilibatkan untuk mengevaluasi bangunan-bangunan pesantren di seluruh Indonesia. 

“Itu nanti Kementerian PU, kementerian yang terkait, untuk melakukan evaluasi bangunan-bangunan,” ucapnya.

Dalam kesempatan pembukaan MQK Internasional 2025 di Kampus III Ponpes As’adiyah, Wajo, pada Kamis (2/10/2025), Nasaruddin juga turut mengajak seluruh peserta dan dewan juri untuk mendoakan para santri yang menjadi korban tragedi robohnya mushala.

“Izinkan saya mengajak kita semuanya untuk menundukkan kepala sejenak. Pertama, untuk mendoakan para santri yang tiga hari lalu menjadi korban keruntuhan masjid, di mana mereka sedang shalat Ashar. Ada beberapa yang meninggal, termasuk yang masih terjepit bangunan berlantai empat itu,” katanya dengan suara bergetar.

Ia pun menyebut para korban yang wafat saat shalat di mushala tersebut sebagai “malaikat kecil” yang insya Allah akan mendapatkan tempat mulia di sisi Allah SWT.

“Semoga mereka semuanya menjadi penghuni surga yang membanggakan kita semua,” jelasnya.

Nasaruddin juga mengungkapkan kesedihannya ketika menyaksikan langsung kondisi ribuan santri Al Khoziny yang kini harus berkumpul di tempat terbatas. Ia menegaskan bahwa tragedi ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak.

“Ini pembelajaran buat kita semuanya, bahwa pembangunan pondok pesantren dan rumah ibadah sedapat mungkin harus mengikuti aturan-aturan yang berkaitan dengan arsitek,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement