Jumat 08 Dec 2023 17:34 WIB

Daftar Masjid Hingga Gereja di Gaza Palestina yang Hancur Dibom Israel

Agresi Israel ke Gaza telah menghancurkan banyak situs bersejarah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Asap akibat pemboman yang dilakukan Israel di Gaza Palestina.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Asap akibat pemboman yang dilakukan Israel di Gaza Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengeboman terus dilancarkan oleh pasukan pendudukan Israel sejak awal Oktober 2023. Kebrutalan militer Israel telah mengakibatkan hancurnya sebagian besar wilayah Kota Gaza. Bahkan juga menghancurkan sebagian besar situs arkeologi dan sejarah.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh kelompok “Heritage for Peace”, dan diterbitkan pada 7 November 2023, pasukan Israel menyebabkan kehancuran lebih dari 100 situs arkeologi selama perang mereka baru-baru ini di Jalur Gaza.

Baca Juga

Di antara yang dihancurkan oleh pasukan pendudukan Israel di Gaza, adalah situs arkeologi terkenal, mulai dari masjid hingga gereja.

1. Masjid Agung Al-Omari

Masjid Al-Omari dianggap sebagai masjid tertua dan paling kuno di Kota Gaza, dan terletak di pusat "Gaza Lama", dekat pasar lama. Luas masjid yang rusak parah kurang lebih 4.000 meter persegi dan luas halaman melebihi 1.000 meter persegi.

Masjid Al-Omari awalnya adalah sebuah gereja yang didirikan oleh Uskup Gaza, Porphyrius, atas Ratu Ephedoxia. Ketika Gaza ditaklukkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, gereja ini dijadikan masjid dan diberi nama Al-Omari untuk menisbatkannya pada Khalifah Umar RA. Adapun Al-Kabeer diberi nama demikian karena merupakan masjid terbesar di Gaza.

2. Gereja Santo Porphyrius

Pada Kamis, 19 Oktober 2023, Gereja St. Porphyrios menjadi sasaran pengeboman Israel. Akibatnya, atap Gereja St. Porphyrios runtuh menimpa orang-orang di dalamnya, dan kematian 17 umat Kristen, menurut Ortodoks organisasi Caritas Internationalis.

Gereja Saint Porphyrius terletak di lingkungan Al-Zaytoun, pembangunannya dimulai pada awal abad ke-5 Masehi, dan dicirikan oleh tembok besar yang ditopang oleh kolom marmer dan granit.

Gereja terdiri dari sebuah balai besar yang atapnya ditutup dengan kubah-kubah yang bersilangan, berbentuk (terikat), kubah-kubahnya bertumpu pada penyangga batu, diselingi keempat dindingnya, yang dibangun dari batupasir padat dengan ketebalan 80 cm.

Gereja ini dipugar pada tahun 1856, sedangkan makam Santo Porphyrius yang meninggal pada tahun 420 M terletak di sudut timur gereja.

3. Masjid Al-Sayyid Hashem

Masjid Al-Sayyid Hashem adalah salah satu masjid terpenting di Kota Gaza di Kota Tua, karena di dalamnya terdapat makam kakek Nabi Muhammad SAW, yaitu Hashim bin Abd Manaf. Nama masjid dinisbatkan pada nama kakek Nabi SAW.

Masjid Al-Sayyid Hashem mengalami kerusakan pada dinding luar dan langit-langit atasnya, setelah militer menciptakan kobaran api di sekelilingnya pada Oktober lalu, sehingga masjid tersebut terancam runtuh secara tiba-tiba setiap saat.

Masjid ini terletak di lingkungan Daraj, kota tua Gaza, dan dianggap sebagai salah satu masjid arkeologi terindah dan terbesar di Gaza. Masjid ini didirikan oleh kaum Mamluk, dan direnovasi oleh Sultan Abdul Hamid pada tahun 1850.

4. Istana Pasha (Qasr Al Basha)

Istana Pasha, yang terletak di lingkungan Daraj, juga menjadi sasaran pengeboman Israel, yang menyebabkan kehancuran sebagian besar istana tersebut.

Istana Pasha juga dikenal sebagai Istana Pasha, atau Kastil Ridouane, atau Kastil Napoleon. Bangunan abad ke-13 ini pernah menjadi pusat kekuasaan bagi semua orang mulai dari Ottoman hingga Inggris.

Istana dua lantai ini dibangun oleh Sultan al-Zahir Baybars dan awalnya berfungsi sebagai pertahanan melawan Tentara Salib dan invasi tentara Mongol. Pada abad ke-16 M, Kesultanan Utsmaniyah mengambil alih istana tersebut, dan memperluasnya pada masa pemerintahan keluarga Radwan.

5. Masjid Al-Dzafar Al-Damri

Masjid Al-Dzafar Al-Damri dianggap sebagai salah satu situs arkeologi yang dihancurkan sepenuhnya oleh pendudukan Israel selama perang yang terjadi baru-baru ini.

Masjid ini terletak di lingkungan Shuja'iya, dan pendiriannya dimulai pada zaman Mamluk. Didirikan oleh pangeran Mamluk, Shihab al-Din Ahmad bin Azfir al-Zafar Damri, dan dimakamkan di dalamnya.

6. Dar Al-Saqqa

Di dekat Masjid Al-Dhafar Dumri terdapat Dar Al-Saqqa yang merupakan situs arkeologi tetapi sebagian rusak akibat dibom militer Israel.

Dar Al Saqqa dibangun sejak abad ke-17 M pada tahun 1661 pada masa pemerintahan Sultan Muhammad IV bin Sultan Ibrahim oleh Ahmed Al-Saqqa, salah satu saudagar terkemuka saat itu, yang asal usul keluarganya berasal dari Jazirah Arab dari Makkah. Dar Al Saqqa pertama kali dipugar pada perang tahun 1948.

7. Gereja Bizantium

Gereja ini dibangun pada zaman Bizantium, dan terletak di kota Jabalia, sebelah utara Jalur Gaza. Berusia lebih dari 1.600 tahun, dan berasal dari tahun 444 Masehi.

Gereja, yang hancur total, adalah salah satu situs arkeologi terpenting di Jalur Gaza, dan salah satu landmark paling menonjol di Levant secara umum. Gereja ini berisi 16 naskah pendirian dalam bahasa Yunani kuno, karena dianggap sebagai salah satu naskah pendirian terbesar di dalam gereja.

Di dalamnya juga terdapat berbagai prasasti dan hiasan, termasuk hiasan binatang, tumbuhan, dan geometri. Hiasan binatang termasuk singa, rusa, dan ikan laut. Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina membuka kembali gereja tersebut pada awal tahun 2022 setelah restorasi.

8. Maqam Al-Khader

Pada gilirannya, Maqam Al-Khader juga dibom sebagian. Ini adalah biara Kristen pertama yang dibangun di Palestina oleh Santo Hilarius, pada era Bizantium. Santo Hilarius tinggal di sana sampai kematiannya. Ini adalah biara tertua yang masih berdiri di Palestina.

Biara ini terletak sekitar 200 meter timur laut dari pusat kota Deir al-Balah, dan ditandai dengan adanya gambar gugusan penyaliban yang mengingatkan pada arsitektur Tentara Salib, sebagaimana ditemukan pada sebagian prasasti Yunani di kota Korintus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement