Kamis 23 Nov 2023 22:47 WIB

Ketum PB Wanita Al-Irsyad: Zionis Israel Dajjal Zaman Now

Israel terus melakukan pembantaian di Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Logo Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Foto: Dok Pribadi
Logo Al-Irsyad Al-Islamiyyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad Dra Fahimah Abdul Kadir Askar, menyampaikan, pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel lewat pasukannya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza bukan hanya kekejaman biasa. Menurutnya, tindakan zionis Israel itu tidak memiliki sisi kemanusiaan sama sekali.

"Memang ini bukan hanya kekejaman biasa, tetapi ini dajjal zaman now, yang memang besar sekali pengaruhnya, dan tidak ada insaniyah (kemanusiaannya) sama sekali," kata dia di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Setiap orang, lanjut Fahimah, tentu merasakan betul bagaimana penindasan dan kekejaman Israel. "Sampai-sampai saya tidak sanggup melihatnya, sampai meneteskan air mata. Apalagi sampai menargetkan perempuan-perempuan, anak-anak dan juga masyarakat sipil yang tidak ada sangkut-pautnya," katanya.

Karena itu, Fahimah mengatakan, gerakan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel memang harus terus dilakukan. PB Al-Irsyad pun sejak awal telah mengimbau cabang-cabang Wanita Al-Irsyad di daerah untuk memasifkan gerakan boikot ini.

"Setiap hari kami memposting itu supaya masyarakat mendapat edukasi tentang penjajahan biadab ini. Ini menyebabkan ghiroh kita untuk boikot bertambah besar. Dan alhamdulillah berdampak sekali terhadap ekonomi Israel meski kami hanya bagian kecil tetapi seruan kami setiap hari. Saya katakan ke seluruh pengurus untuk postingkan boikot produk-produk Israel itu," kata dia.

Fahimah menuturkan, peran ibu-ibu dalam gerakan boikot produk pendukung Israel sangat potensial. Mereka berperan untuk memberitahukan lagi kepada ibu-ibu yang lain terutama untuk keluarga terkecilnya, lalu ke lingkungannya hingga meluas ke seluruh lapisan.

"Dengan adanya medsos ini, ada baiknya mereka menggunakan senjata medsos itu. Memposting semua tentang kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina, dan boikot ini terus dinarasikan, supaya ada kesadaran. Boikot ini sekarang bahkan sudah tersebar dan terasa di daerah-daerah. Berkat medsos, semua menjadi teredukasi," ujarnya.

Menurut Fahimah, gerakan boikot produk pendukung Israel tentu memiliki dampak besar, meski ada narasi di medsos yang menyatakan percuma. Namun narasi boikot di medsos tersebut tidak boleh berhenti dan harus diteruskan.

"Termasuk ke bidang pendidikan di Al-Irsyad, bahwa agar sekolah-sekolah dan orang tua memperhatikan hal itu. Sehingga sampai ke semua lapisan masyarakat, dan bukan hanya ibu-ibu saja," tuturnya.

Fahimah menambahkan, sebetulnya ada banyak produk substitusi atau alternatif dari produk yang terafiliasi dengan Israel, yang memang selama ini merajai market. "Banyak produk-produk substitusi dari produk mereka, tapi tidak terjamah dan tidak terketahui," tambahnya.

Untuk itu, di setiap narasi boikot yang disebarkan ke medsos, kalangan Wanita Al-Irsyad di berbagai daerah tidak hanya gencar menggerakkan aksi boikot tetapi juga menginformasikan apa saja produk-produk alternatifnya.

"Sekarang banyak yang tahu substitusi dari produk-produk mereka. Karena kami tidak hanya sampaikan boikot produk saja tapi juga beserta produk substitusinya," jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement