Senin 05 May 2025 14:57 WIB

Inilah Cara Rasulullah Bersabar

Dalam kondisi duka dan lara, Rasulullah SAW tetap bersabar.

Nabi Muhammad SAW
Foto: Republika.co.id
Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada satu pun riwayat yang menyebut, Nabi Muhammad SAW saat berjihad melawan musuh-musuhnya mendoakan kehancuran bagi mereka. Iffah daripada lisan Rasulullah SAW berkaitan dengan salah satu akhlak mulia beliau, yakni kesabaran. Hal itu disampaikan Dr Ahmad Muhammad al-Hufy dalam karyanya, Min Akhlaqin Nabi.

Menurut al-Hufy, para ulama berbeda pendapat mengenai definisi sabar. Imam Ghazali, misalnya, menjelaskan hakikat sabar sebagai tahan menderita dari gangguan orang lain, yakni dengan tidak mengeluh. Lawan daripada sabar adalah kegelisahan.

Baca Juga

Kunci kesabaran adalah menahan diri agar tidak menuruti hawa nafsu. Oleh karena itu, sambung al-Hufy, dapat dikatakan bahwa semua akhlak terpuji tergolong kategori sabar.

Dalam sebuah riwayat, Nabi SAW pernah ditanya tentang iman. Beliau pun bersabda, "Iman itu adalah sabar." Sebagian besar amal tergantung kepada sabar dan sabar itulah yang terpenting.

Salah satu momentum, yang darinya kita dapat belajar hakikat kesabaran, adalah peristiwa wafatnya putra kesayangan Rasulullah SAW, Ibrahim. Bayi itu hanya berumur belasan bulan dan wafat lantaran sakit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Saat Ibrahim dalam keadaan sakaratul maut, Nabi SAW bersandar pada sahabatnya, Abdurrahman bin Auf. Betapa ketika itu beliau amat berduka.

Hati siapa yang tidak bersedih dengan kepergian anak yang kehadirannya telah lama diidam-idamkan? Orang tua mana yang tidak perih perasaannya mengangkat jasad anaknya yang terbujur kaku? Itulah yang telah terjadi pada diri Nabi SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement