Jumat 17 Nov 2023 20:27 WIB

111 Tahun Muhammadiyah Mencerahkan dan Memajukan

Muhammadiyah semakin menguatkan basis ekonomi untuk umat, bangsa dan negara.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Di 111 tahun ini Muhammadiyah turut konsen dengan masalah lingkungan.
Foto: Muhammadiyah
Di 111 tahun ini Muhammadiyah turut konsen dengan masalah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah resmi menginjak usia 111 tahun di 2023 ini berdasarkan penghitungan kalender masehi, sejak didirikan pada 18 November tahun 1912 lalu. Berdasarkan kalender Islam, Muhammadiyah justru sudah berusia 114 tahun, dimana Muhammadiyah berdiri pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah.

Sudah satu abad lebih gerakan dakwah Muhammadiyah berupaya untuk mencerahkan dan memajukan bangsa, umat, dan semesta sebagai salah satu organisasi Islam terbesar dan tertua di Indonesia. Berbagai program dan kegiatan dijalankan dengan menyangkut berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga di 111 tahun ini Muhammadiyah turut konsen dengan masalah lingkungan.

Baca Juga

Terkait dengan ekonomi, Ketua Umum (Ketum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan bahwa kesenjangan ekonomi di Indonesia masih cukup besar. Haedar menyinggung terkait entrepreneur dari kalangan umat Islam yang masih sangat sedikit di Indonesia.  

Menurutnya, saat ini umat Islam Indonesia paling tertinggal di bidang ekonomi. Bahkan, masih sedikit entrepreneur atau wirausaha dari kalangan muslim yang menonjol dari segi kualitas.

"Pak Jusuf Kalla punya rumus kalau ada 100 pengusaha yang menonjol, dari 1-100 itu hanya sekitar 10 persen yang muslim. Tapi kalau ada 100 orang miskin, 90 orang muslim, kan kontras sekali," kata Haedar.

Dikatakan Haedar, selama ini masih banyak dari kalangan muslim maupun organisasi muslim yang tidak fokus mengurus ekonomi. Hal ini menjadikan umat Islam dikatakan masih menjadi mayoritas buih, bukan mayoritas kualitas di bidang ekonomi.

Untuk itu, harus ada lompatan dan harus ada yang menekuni bidang ekonomi ini dengan serius. Disini, Muhammadiyah semakin menguatkan basis ekonomi untuk umat, bangsa dan negara di abad kedua gerakan dakwahnya.

"Berangkat dari realitas itu, kemudian Muhammadiyah ingin mulai bikin tongkat baru bergerak di bidang ekonomi," ucap Haedar.

Berbagai gerakan dalam mengembangkan perekonomian sudah dan terus dilakukan oleh Muhammadiyah, salah satunya yang terbaru yakni dengan berdirinya Suara Muhammadiyah (SM) Tower and Convention. Bahkan, Haedar menyebut bahwa Muhammadiyah juga memiliki modal besar untuk memperkuat dan mengembangkan ekonomi umat semakin luas.

"Secara kesejarahan, Muhammadiyah lewat para tokohnya sejak Kiai Dahlan banyak yang lahir dari basis kekuatan-kekuatan lokal yang wirausaha. Dulu ada istilah saudagar, etos saudagar itu harus dibangkitkan kembali. Artinya, tidak dari modal kosong, kita punya ekosistem atau budaya wirausaha, budaya entrepreneur yang bagus," ungkapnya.

Di abad kedua ini, pergerakan Muhammadiyah juga akan masuk ke sektor riil guna mengangkat kehidupan ekonomi masyarakat luas. Upaya ini sebagai langkah untuk menekan adanya konglomerasi bisnis.

"Karena kalau ke konglomerasi, akhirnya nanti jauh dari kepentingan memberdayakan dan membebaskan umat maupun masyarakat. Bahkan, kalau konglomerasinya itu sangat kapitalistik apalagi kapitalisme semu, nanti hanya mengeksploitasi masyarakat dan rakyat saja," jelasnya.

Dalam lima tahun terakhir, Muhammadiyah berupaya menciptakan prakondisi guna menyiapkan entrepreneur Muhammadiyah berbasis daerah. Termasuk menciptakan lembaga-lembaga usaha ekonomi dan bisnis, serta UMKM dimana para kadernya maupun umat dapat langsung terlibat dalam aktivitas ekonomi dan bisnis tersebut.

Dalam Muktamar Muhammadiyah yang digelar pada 2022 lalu, juga diangkat beberapa isu strategis untuk diselesaikan menyangkut kebangsaan, keumatan, dan kemanusiaan universal. Kemanusiaan universal tersebut dimaksudkan yakni tidak hanya dalam lingkup dalam negeri, namun juga luar negeri.

Sejarah panjang kiprah Muhammadiyah di berbagai bidang sudah tercatat di ranah global. Di pendidikan misalnya, ada beberapa lembaga pendidikan tinggi milik Muhammadiyah yang sudah berdiri di luar negeri, seperti di Malaysia, Australia, dan beberapa negara lainnya. Selain itu, kiprah Muhammadiyah dalam bidang kemanusiaan juga dilakukan di sejumlah negara, seperti di Palestina dan sebagainya.

Seperti diketahui, dalam milad di 2023 ini, Muhammadiyah mengusung tema 'Ikhtiar Menyelamatkan Semesta'. Rangkaian acaranya sendiri digelar sejak tanggal 16-18 November 2023. "Kenapa kita mengambil tema Ikhtiar Menyelamatkan Semesta, Muhammadiyah sudah sangat serius mengangkat masalah lingkungan ini sejak Muktamar Makassar tahun 2015," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti.

Bahkan, Lembaga Lingkungan Hidup Muhammadiyah ditingkatkan menjadi Majelis Lingkungan Hidup sebagai bukti bahwa Muhammadiyah serius dalam isu lingkungan ini. Berbagai acara digelar dalam milad kali ini, salah satunya kegiatan Global Forum for Climate.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement