Kamis 09 Nov 2023 22:47 WIB

Rudal Hamas Penghancur Tank Israel Terinspirasi Syekh Yasin, Ini Sosok dan Ucapan Abadinya

Rudal Yasin 105 diambil dari nama pendiri Hamas Syekh Ahmad Yasin

Tank Zionis Israel (ilustrasi). Rudal Yasin 105 diambil dari nama pendiri Hamas Syekh Ahmad Yasin
Foto: EPA-EFE/AYAL MARGOLIN
Tank Zionis Israel (ilustrasi). Rudal Yasin 105 diambil dari nama pendiri Hamas Syekh Ahmad Yasin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perlawanan Hamas terhadap Zionis Israel tak lepas dari rudal anti-tank 105 mm bernama Yasin. 

Rudal ini merupakan buatan lokal saat melawan tank-tank Israel yang berada di Gaza. Laporan terbaru menyatakan pada Ahad (5/11/2023), senjata ini telah menghancurkan enam tank Israel dalam satu hari.

Baca Juga

Dan ternyata, penamaan Yasin ini tak lepas dari sosok Syekh Ahmad Yasin, pendiri Hamas yang gugur 22 Maret 2004 ketika helikopter Israel menghantamkan 3 roket ke kendaraannya seusai shalat Subuh dan dalam keadaan berpuasa. Siapakah Syekh Ahmad Yasin?

Ia bernama lengkap Ahmad Ismail Yasin. Namun, dunia mengenalnya dengan panggilan Syekh Ahmad Yasin. Mujahid yang pemberani itu terlahir di Desa Jurah, yang terletak di sebelah selatan Kota Gaza, Palestina. Soal tanggal kelahirannya, tak ada data yang pasti.

Syekh Muhammad Said Mursi dalam Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, mengungkapkan, Syekh Ahmad Yasin lahir pada 1938. Ada pula yang menyebut lahir pada 28 Juni 1937. Namun, dalam paspornya tercantum 1 Januari 1929. Syekh Ahmad Yasin sendiri pernah mengaku terlahir pada 1938.

Ayahnya bernama Abdullah Yassin. Ia menjadi anak yatim ketika berusia tiga tahun. Ia memiliki empat saudara laki-laki dan dua saudara perempuan. Dia dan seluruh keluarganya melarikan diri ke Gaza dan menetap di Kamp al-Shati setelah desa tempat kelahirannya dicaplok tentara Israel selama Perang Arab-Israel pada 1948.

Syekh Ahmad Yasin datang ke Gaza sebagai seorang pengungsi. Menginjak usia 12 tahun, ia mengalami kelumpuhan total setelah bermain gulat dengan kawannya, Abdullah al-Khatib. Lehernya sempat diplester selama 45 hari. Namun, ia harus mengalami kelumpuhan seumur hidup.

Sejak kecil Syekh Ahmad Yasin berjiwa bijak, sabar, dan tabah. Ia tak menceritakan kalau tubuhnya mengalami luka seperti itu karena ulah temannya, al-Khatib. Semua itu dilakukannya, semata-mata karena tak ingin hubungan persaudaraan antara keluarganya dan keluarga teman yang telah melukainya itu retak. Ia hanya mengaku terluka ketika sedang bermain lompat katak di sekolahnya.

Baca juga: Mengapa Malaikat Jibril Disebut Ruh Kudus dalam Alquran?

Meski kondisi fisiknya tak seperti orang normal karena lumpuh, semangat belajarnya sangat tinggi. Ia sebenarnya diterima sekolah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Namun, kondisi kesehatannya yang memburuk membuatnya terpaksa harus belajar di rumah.

Ia adalah seorang kutu buku. Minatnya pada ilmu filsafat, agama, politik, sosiologi, dan ekonomi membuatnya menjadi seorang tokoh. Masyarakat Gaza pun menjulukinya sebagai salah seorang pembicara atau orator tebaik di Jalur Gaza. Syekh Ahmad Yasin pun dipercaya untuk menyampaikan khutbah mingguan setelah shalat Jumat.

Sebagai seorang orator yang hebat, ceramahnya seakan mampu menyihir dan membuat masyarakat di Gaza terpana. Tak heran jika setiap kali tampil berpidato atau berceramah, massa menyemut mengelilinginya. Karier pertamanya adalah menjadi guru bahasa Arab di sekolah dasar di Rimal, Gaza.

Awalnya, kepala sekolah SD itu...

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement