REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI Prof. Waryono Abdul Ghafur menyoroti tiga hal yang menjadi tantangan dalam pengelolaan zakat di Indonesia, yaitu: pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan.
“Saya mengajak teman-teman dari Lembaga Amil Zakat agar mempunyai program mercusuar, yang legacy-nya kuat. Misalnya program beasiswa, apa bedanya dengan LPDP? Harus ada distinction-nya,” kata Prof. Waryono dalam seminar “Peran Zakat dalam Meningkatkan Ekonomi Umat”, Rabu (01/11/2023) di Aston Hotel, Bekasi.
Menurut Prof. Waryono, LAZ harus memiliki mapping ke mana arah anak-anak penerima manfaat beasiswa tersebut.
“LAZ harus punya mapping ini anak-anak diarahkan ke mana, cek Bappenas 25 tahun ke depan kota Bekasi akan jadi apa agar nantinya penerima manfaat dapat sesuai diorientasikan menjadi walikota, insinyur, aparat daerah,” tambah Prof. Waryono.
Selain persoalan pendidikan, LAZ juga perlu memikirkan mapping terhadap profesi atau pekerjaan mustahik zakat.
“Hal ini diperlukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran sehingga dapat membantu dia untuk menjadi muzakki ke depannya,” lanjut Prof. Waryono.
Negara tetangga, Singapura, kata Prof. Waryono, memiliki program bantuan rumah dari program wakaf.
“Setiap pria atau wanita berusia 35 tahun itu wajib mempunyai apartemen yang pendanaannya dibantu oleh wakaf. Ini penting diprogramkan bersama,” jelas Prof. Waryono.
Rumah tinggal erat kaitannya dengan sakinah dalam rumah tangga.
“Karena sakinah dari kata sakan berarti tempat tinggal. Oleh karena itu, indikator sakinah berarti mempunyai tempat tinggal, tempat berteduh,” lanjutnya.
Pekerjaan yang layak tentu berkaitan erat dengan kesejahteraan dan juga kesehatan keluarga.
Di sinilah peran zakat, menurut Prof. Waryono, dapat dimaksimalkan dalam pengelolaannya.
“Ayo bersama fasilitasi orang miskin secara keseluruhan. Perbanyak literasi zakat dan wakaf agar tidak kalah dengan umroh,” tutup Prof. Waryono.
LAZ UCare Indonesia bersama Kementerian Agama Kota Bekasi menyelenggarakan Seminar Penguatan Ekosistem Zakat bertema “Peran Zakat dalam Meningkatkan Ekonomi Umat”.
Bertepatan dengan Milad ke-6 tahun pada Oktober 2023, Lembaga Amil Zakat (LAZ) UCare Indonesia yang berkantor pusat di Kota Bekasi resmi menjadi LAZ Provinsi Jawa Barat setelah dikeluarkannya SK (Surat Keputusan) dari Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI.
Ketua Yayasan UCare Indonesia, Muhammad Anwar, mengatakan bahwa pencapaian tersebut berkat dukungan mustahik, muzakki, dan para mitra.
“Enam tahun UCare Indonesia, bersama memberi arti, kami mohon doa dan dukungan dari para stakeholders, agar kami tetap amanah, istiqomah, dan tetap menjaga 3A: aman NKRI, aman regulasi, dan aman syari,” jelas Anwar.
Terkait dengan target penyaluran donasi, UCare Indonesia optimis dapat mencapai target Rp20 milyar.
“Untuk level kota, target kami Rp3 milyar tapi kenyataannya, kami dapat menyalurkan mencapai *Rp15 milyar*. Selanjutnya, setelah naik kelas, target penyaluran Rp20 milyar dengan coverage di wilayah Jawa Barat,” tutup Anwar.
Dalam kegiatan tersebut, LAZ UCare Indonesia juga memberikan apresiasi kepada para mitra yang telah aktif dalam penghimpunan dan penyaluran zakat. Lembaga-lembaga tersebut di antaranya: SDIT Al Muzzammil, SDIT Gameel Akhlaq, SDIT Al Mardhiyah, Yayasan Al Fatih, Yayasan El Tartil, DKM Masjid Asabri, STIU Darul Hikmah, STEI SEBI, dan Ikapunija.