REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Sebanyak 31 organisasi mahasiswa Harvard sepakat bahwa Israel bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kekerasan yang terjadi saat ini oleh serangan Hamas.
Menurut mereka, serangan yang dilancarkan Hamas bukan tanpa sebab. Merilis "Pernyataan Bersama oleh Kelompok Solidaritas Palestina Harvard tentang Situasi di Palestina," organisasi tersebut mengatakan Israel telah memaksa Palestina untuk tinggal di penjara terbuka selama lebih dari dua dekade.
“Rezim apartheid adalah satu-satunya yang harus disalahkan. Kekerasan Israel telah menyusun setiap aspek keberadaan Palestina selama 75 tahun,” bunyi Pernyataan itu dilansir dari Arab News, Rabu (9/10/2023).
"Dari penyitaan tanah yang sistematis hingga serangan udara rutin, penahanan sewenang-wenang, pos pemeriksaan militer, pemisahan keluarga yang dipaksakan, dan pembunuhan yang ditargetkan,” kata 31 organisasi mahasiswa Harvard.
Pernyataan itu mengikuti serangan terhadap Israel pada hari Sabtu (7/10/2023) oleh Hamas yang telah menewaskan sedikitnya 700 orang, ribuan terluka dan lebih dari 100 diculik.
Mengutip "janji" pejabat Israel untuk membuka gerbang neraka sebagai tanggapan atas serangan tersebut, pernyataan itu mengatakan warga sipil Palestina akan menanggung beban pembalasan Israel karena mendesak komunitas Harvard untuk menghentikan "pemusnahan" warga Palestina.
Profesor yurisprudensi Princeton dan Direktur Program James Madison di American Ideals & Institutions mengecam pernyataan itu.
Robert George menulis di media sosial X: "31, ya 31, organisasi Harvard telah menyatakan bahwa pembunuhan, pemerkosaan, penculikan, dan kekejaman lainnya yang dilakukan oleh Hamas terhadap orang-orang yang tidak bersalah sama sekali bukan kesalahan Hamas tetapi sepenuhnya kesalahan ... Israel."
Di antara kelompok-kelompok yang telah menandatangani surat itu adalah Organisasi Perlawanan Afrika-Amerika Harvard dan Yahudi Harvard untuk Pembebasan.
Baca juga: Golongan Ini Justru akan Dilawan Alquran di Hari Kiamat Meski di Dunia Rajin Membacanya
Sementara itu, Kelompok perjuangan Hamas menyerukan 'mobilisasi' dunia Arab dan Islam untuk mendukung Gaza pada hari Jumat (13/10/2023) nanti. Momen itu disebut sebagai hari kepahlawanan dan pengorbanan.
Ribuan sasaran Hamas telah dihancurkan oleh bom udara Israel, yang tanpa henti menggempur Jalur Gaza. Serangan ini dilakukan setelah Hamas melancarkan serangan mendadak, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 900 warga Israel.
Kini, para pemimpin Hamas menyerukan kepada dunia Arab dan Islam untuk 'memobilisasi' dan menunjukkan dukungan mereka kepada Hamas dan rakyat Palestina, pada Jumat.
Baca juga: Alquran Sebut Ada Makhluk Hidup di Luar Angkasa, tapi Apakah Alien? Ini Kata Prof Quraish
Dilansir di Daily Mail, Rabu (11/10/2023), mereka juga menyerukan kehadiran 'pemuda revolusioner' di seluruh Tepi Barat dan orang-orang di Yerusalem, untuk bentrok dengan tentara Israel yang disebut pengecut.
Seruan ini disampaikan setelah ribuan pendukung Palestina mendatangi kedutaan Israel di London. Mereka hadir sembari mengibarkan bendera, bernyanyi dan menyalakan suar.
Ratusan lainnya mengalami bentrokan dengan pendukung Israel di stasiun kereta bawah tanah London, ketika polisi berusaha keras menjaga perdamaian.
Sumber: arabnews