REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laznas BMH kian mengupayakan peningkatan komptensi dai dalam berdakwah, terlebih semakin hari arus informasi seperti hoax dan lain sebagainya perlu kemampuan menyaring dengan baik.
"Jadi upgrading dai bukan sebatas pada bagaimana dakwah terus berjalan, tetapi bagaimana dai yang berdakwah dapat menjadi pendamping umat dalam mengisi kehidupan sehari-hari, terutama di era digital, kemampuan memfilter informasi menjadi hal yang tak bisa kita hindari. Karena bagi BMH dakwah adalah bagian dari ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa," terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Jatim, Imam Muslim (7/10).
Di samping itu upgrading ini menjadi ruang peningkatan kapasitas dai dalam sisi keilmuan, update metodologi dakwah serta sharing satu sama lain agar terjadi interaksi yang dapat saling menguatkan di dunia dakwah.
Hadir sebagai narasumber dai senior Ustadz Hamim Thohari. Dalam uraiannya ia berpesan bahwa dakwah itu dengan keteladanan, sikap spiritual yang mantap.
"Oleh karena itu dakwah bukan soal banyak sedikitnya orang yang didakwahi. Akan tetapi sejauh mana orang yang kita dakwahi menjadi lebih baik akhlaknya, kian gemar beribadah dan senang memanivestasikan kekuatan spiritualnya dalam zakat, infak dan sedekah," urainya.
Salah satu peserta, Sutikno dari Surabaya mengaku bahwa upgrading dai tangguh yang digelar BMH menjadi satu momentum bagi dirinya belajar lebih komprehensif.
"Kalau belajar kita terus melakukan secara mandiri, mulai dari tahsin Alquran sampai sisi keilmuan. Sebagian teman juga melanjutkan kuliah. Tetapi upgrading dai seperti ini membuat saya belajar lebih menyeluruh," tuturnya semringah.
Upgrading dai tangguh berlangsung di Yayasan Al-Qalam, Pesantren Hidayatullah Magetan dengan total peserta 46 dai.*
Ikuti Whatsapp Channel Republika
