REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG — Palestina Research Center (PRC) mengajak seluruh warga Indonesia untuk turut mengangkat isu kemerdekaan Palestina, salah satunya melalui riset akademik. Total sebanyak 120 abstrak riset akademik diterima dalam forum internasional Asia Pacific Dialogue for Palestine: Synergy of Research and Diplomacy belum lama ini di Jakarta.
Salah seorang perwakilan PRC Lutfhie Maula Alfianto mengatakan isu kemerdekaan Palestina dapat didiskusikan tidak hanya di platform media sosial. Menurut Luthfie, hal tersebut juga dapat didiskusikan di forum-forum akademik.
"Kami mencoba agar perjuangan Palestina tidak hanya bersifat fisik atau bantuan pendanaan semata, tetapi juga melalui pemikiran akademik," ucap dia melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (13/11/2025).
Dalam ajang forum dialog internasional yang digelar, ia mengatakan telah menerima total 120 abstrak dengan 80 full paper terpilih dari tujuh topik utama yang terbagi dalam lima ruang presentasi. Untuk topik pendidikan 19 tim, topik kesehatan dan lingkungan 15 tim, politik dan diplomasi 9 tim, hukum kemanusiaan 10 tim, budaya dan sosial 12 tim, teknologi dan infrastruktur 9 tim dan ekonomi 6 tim.
Lutfhie mengatakan, para peneliti menyampaikan hasil riset akademik mereka di ajang seminar ilmiah Palestine Research Center tahun 2025. Forum tersebut sebagai wadah bagi para peneliti untuk mempresentasikan hasil kajian terkait isu strategis Palestina.
Ia menambahkan sinergi riset dan diplomasi merupakan hal penting sebagai kekuatan strategis dalam perjuangan Palestina. Lewat pendekatan ilmiah dan kolaborasi lintas negara, dia berharap, Indonesia mampu memperkuat diplomasi kemanusiaan di kawasan Asia Pasifik.




