Sabtu 26 Aug 2023 11:05 WIB

Picu Kemarahan Muslim, Denmark Akhirnya Larang Pembakaran Alquran

Mereka yang bersalah dapat didenda atau dijatuhi hukuman hingga dua tahun penjara.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran sambil diawasi oleh petugas polisi saat dia melakukan protes di luar kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, 21 Januari 2023.
Foto:

Kritikus Denmark segera mengecam RUU tersebut. Ia menilai hal ini merupakan serangan terhadap perlindungan kebebasan berpendapat. Menurut mereka hal kebebasan berpendapat secara historis kuat dan RUU tersebut adalah bentuk penyerahan diri terhadap kekerasan.

Aliansi Liberal, yang memegang 14 dari 179 kursi di Parlemen, mengatakan keputusan ini adalah hari yang menyedihkan bagi warga Denmark dan hari yang baik bagi para ekstremis.

“Selamat, Alqaidah dan rekan-rekannya,” kata partai tersebut di Instagram.

Seorang analis di Think Tank Europa di Kopenhagen, Jacob Kaarsbo menyebut RUU tersebut sebagai sebuah upaya menjangkau arus utama Muslim. Hal ini juga dinilai dapat meredakan ketegangan, dengan menunjukkan kepada negara-negara mayoritas Muslim bahwa Denmark menanggapi masalah ini dengan serius.

“Hanya sedikit orang yang berada dibalik tindakan ini, namun dampaknya sangat besar,” ucap Kaarsbo, mengacu pada aksi penodaan Alquran.

Ini bukan pertama kalinya Denmark menghadapi kontroversi seputar batas kebebasan berpendapat dan Islam. Pada 2005, sebuah surat kabar Denmark menerbitkan beberapa kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad, yang dianggap oleh banyak umat Islam sebagai penghujatan dan memicu protes dan serangan yang disertai kekerasan.

Para provokator sayap kanan Skandinavia kadang-kadang membakar Alquran selama bertahun-tahun, untuk menandakan penolakan mereka terhadap imigrasi Muslim ke negara-negara seperti Denmark. Namun, ketegangan tahun ini mulai meningkat setelah seorang nasionalis sayap kanan dan berkewarganegaraan ganda Swedia dan Denmark, Rasmus Paludan, membakar salinan Alquran pada Januari lalu.

Di akhir Juni kemarin, Salwan Momika selaku imigran Irak yang tinggal di Swedia, membakar Alquran di luar masjid di Stockholm. Seorang pria Muslim kemudian diberikan izin membakar Taurat dan Alkitab di luar Kedutaan Besar Israel di Stockholm, tetapi tidak menindaklanjutinya. Dia mengatakan niatnya bukan untuk membakar kitab suci, tetapi untuk menggarisbawahi sifat keji dari tindakan tersebut.

Pemerintah di banyak negara Muslim dengan keras mengecam Denmark dan Swedia karena mengizinkan pembakaran Alquran. Kedua pemerintah telah berulang kali mengutuk penodaan tersebut, tetapi mengatakan hal tersebut dibatasi oleh undang-undang kebebasan berpendapat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement