Rabu 23 Aug 2023 07:41 WIB

Mau Tahu Tiga Besar Negara Penghasil Konten Islamofobia? Ini Penjelasannya

Banyak negara abaikan PBB untuk hentikan islamofobia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi gerakan melawan islamofobia.
Foto:

Menurut para peneliti, banyak tulisan yang terkait dengan pembelaannya terhadap larangan imigrasi Muslim dan teori konspirasi anti-Muslim. Termasuk salah satunya menempatkan Demokrat yang disebut berkolaborasi dengan “Islamis” untuk mengambil alih Barat.

Di Inggris Raya, para peneliti mengaitkan prevalensi tweet anti-Muslim dengan banyak faktor. Di antaranya adalah jangkauan global permusuhan anti-Muslim Trump, sentimen anti-imigrasi yang dipicu oleh krisis pengungsi, wacana seputar Brexit, serta rasisme yang dilakukan mantan Perdana Menteri Boris Johnson.

Dengan menganalisis konten anti-Muslim yang diproduksi oleh ketiga negara tersebut, para peneliti mengidentifikasi beberapa tema utama yang biasa dibahas. Salah satunya adalah asosiasi Islam dengan terorisme, penggambaran Muslim sebagai pelaku kekerasan seksual dan ketakutan Muslim ingin memaksakan Syariah pada orang lain.

Selain itu, muncul konspirasi yang menuduh imigran Muslim menggantikan kulit putih di Barat dan Hindu di India, serta karakterisasi halal sebagai praktik tidak manusiawi yang melambangkan apa yang disebut "kebiadaban" Islam.

“Namun, yang lebih memprihatinkan adalah penemuan hanya 14,83 persen cuitan anti-Muslim yang akhirnya dihapus,” kata para peneliti. Kondisi ini dinilai terus mendorong peningkatan kejahatan rasial terhadap komunitas minoritas Muslim, bahkan lebih parah lagi dengan ujaran kebencian anti-Muslim secara daring.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement