REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam menerangkan tanda-tanda ibadah seseorang tidak tulus karena Allah SWT. Di antara tandanya adalah ingin keistimewaan dan kebaikan diketahui oleh orang lain.
"Keinginan anda agar para makhluk mengetahui keistimewaan anda adalah tanda ketidak tulusan anda dalam beribadah." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)
Keinginan agar dikenal sebagai orang istimewa di hadapan makhluk adalah tanda ketidak tulusan dalam beribadah. Jika anda tulus dalam beribadah maka anda tidak akan memperdulikan pandangan orang lain. Konsentrasi anda hanya tertuju untuk-Nya. Anda tidak mempedulikan orang lain mengetahui atau tidak terhadap ibadah yang anda lakukan.
Hanya Allah-lah yang akan menilai amalan anda, bukan manusia. Jika anda ingin dikenal oleh orang lain, namun Allah SWT tidak menginginkannya, maka anda tidak akan pernah dikenal, walaupun anda telah mempromosikan diri ke sana dan kemari.
Sebaliknya, jika Allah SWT menginginkan anda untuk menjadi orang yang terkenal, walaupun anda tidak menginginkannya, maka anda akan terkenal dengan sendirinya. Keutamaan dan kemuliaan itu berada di tangan-Nya. Allah SWT akan memberikan semua itu kepada siapapun yang diinginkan-Nya.
Hati-hatilah dengan jebakan ini karena sudah banyak orang yang terjerumus ke dalamnya. Hanya orang-orang pilihan-Nya yang mampu menghindarinya, dikutip dari kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam DA Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya.
Syekh Ibnu Athaillah juga mengingatkan untuk berhati-hati terhadap sikap riya yang menyelinap ke dalam diri. Sikap riya jenis ini tidak tampak di muka publik, bahkan diri sendiri pun bisa tidak menyadarinya.
"Bisa jadi riya itu menyusup ke dalam diri anda dari arah yang tidak terlihat oleh para makhluk." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)