REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) bersama Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia melakukan penandatangan kerja sama (MoU) sekaligus menyalurkan bantuan tahap II untuk membantu korban gempa Turki dan Suriah.
Dana yang terhimpun dalam bantuan tahap II ini senilai Rp 200 juta. Adapun penyaluran bantuan tahap I dari JSIT untuk korban gempa Turki dan Suriah melalui Baznas RI telah dilaksanakan pada Maret lalu dengan total dana senilai Rp 680 juta.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad MA, Pimpinan Baznas RI Prof Zainulbahar Noor, Ketua Umum JSIT Indonesia Fahmi Zulkarnain, Sekjen JSIT Indonesia Ahmad Fikri, beserta jajaran terkait. Agenda ini berlangsung di Kantor Baznas RI, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Prof Noor menyampaikan, kerja sama dengan JSIT ini ke depan akan lebih luas lagi, dan tidak hanya dalam penggalangan dana bagi korban gempa Turki dan Suriah. Kerja sama Baznas dan JSIT ini sebagai upaya meningkatkan kekuatan keilmuan, kekuatan budaya, dan kekuatan ekonomi bagi masyarakat.
"Baznas dan JSIT bisa melakukan kerja sama di bidang pendidikan baik untuk guru, maupun muridnya, dan juga terkait keilmuan," kata Noor, dalam siaran pers yang diterima.
Usai menyampaikan sambutan, Noor menyampaikan kepada wartawan, Baznas melalui kerja sama ini nantinya dapat memperhatikan aspek pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah Islam terpadu yang tergabung dalam JSIT. "Misalnya Baznas nanti bisa memperhatikan pendidikan yang dilaksanakan di JSIT, apakah itu yang berkaitan dengan guru maupun siswa," kata dia.
Dia menuturkan, keilmuan ini sangat penting agar bisa mempersiapkan anak-anak dari kecil dengan mendidik kemampuan berpikir mereka. Dengan demikian, anak-anak bisa berkompetisi di dunia keilmuan di masa mendatang.
Noor juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada JSIT atas kerja sama yang terjalin dengan baik. "Semoga ke depan Baznas dan JSIT dapat berkolaborasi dengan baik," ucapnya.
Sementara itu, Fahmi Zulkarnain mengatakan, kerja sama Baznas dan JSIT Indonesia meliputi berbagai kegiatan seperti Gerakan Kepedulian Sejak Dini melalui pengelolaan, sosialisasi, edukasi, dan optimalisasi penghimpunan dana Zakat, Infak, Sedekah (ZIS) dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL) di lingkungan JSIT.
Kerja sama juga dilakukan dalam rangka pengelolaan program pendidikan guru dan program beasiswa bagi guru berprestasi dan tidak mampu, serta berbagai program lainnya. Dia berharap, kerja sama dengan Baznas ini dapat meningkatkan kepercayaan umat dan semua itu akan didedikasikan sepenuhnya bagi kemaslahatan bangsa dan negara.
Usai penandatanganan MoU, Fahmi menambahkan kepada wartawan, bahwa MoU tersebut terkait dengan penghimpunan bantuan dana dari keluarga besar JSIT, baik itu murid, guru, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya. "Hari ini kita melakukan MoU terkait bantuan dana yang nanti tentunya di bawah arahan dari Baznas. Nanti itu akan kami kelola di antaranya untuk meningkatkan kualitas guru dan siswa berprestasi," katanya.
Fahmi optimistis, kerja sama yang dijalin dengan Baznas ini akan meningkatkan antusiasme dan kepercayaan dari keluarga besar JSIT. Berbagai program nantinya akan dilaksanakan bersama Baznas untuk peningkatan kualitas guru dan anak-anak berprestasi.
Dalam kesempatan itu Fahmi juga mengatakan, tahap pertama penyaluran bantuan untuk korban gempa Turki-Suriah memang telah dilaksanakan. Di tahap kedua, dana yang terkumpul berasal dari beberapa sekolah yang mengirimkan donasinya sehingga JSIT harus menyalurkannya ke Baznas.
Penggalangan donasi untuk korban gempa Turki dan Suriah, lanjut Fahmi, adalah bagian pendidikan yang diperuntukkan bagi para siswa/siswi di sekolah yang tergabung dalam JSIT, agar memiliki kepedulian terhadap saudara-saudaranya. "Ini kontribusi khususnya dari siswa, karena ini bagian pendidikan untuk mereka untuk memiliki kepedulian kepada saudara-saudaranya. In jadi momentum pendidikan buat para siswa," ungkapnya.