Selasa 30 May 2023 18:20 WIB

Di Hadapan Para Dai, Kiai Marsudi Sampaikan 7 Prinsip Tanggung Jawab Kepemimpinan

Kiai Marsudi mengajak para dai untuk aplikasikan prinsip kepemimpinan

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Waketum MUI KH Marsudi Syuhud (kiri) mengajak para dai untuk menguatkan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam bermasyarakat
Foto:

Dalam paparannya terkait dengan kerja-kerja kepemimpinan ini, Kiai Marsudi juga mengutip surat at Taubah ayat 105 sebagai berikut: 

وَقُلِ ٱعْمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ.

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” 

Kiai Marsudi juga menukilkan hadits Nabi Muhammad SAW tentang kehadiran Allah SWT bersama orang-orang yang berbaik sangka dan senantiasa mengingat-Nya dalam setiap langkah dan kerja-kerja kepemimpinan mereka.  

عن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال : قال النبي - صلى الله عليه وسلم   يقول الله تعالى : أنا عند ظن عبدي بي ، وأنا معه إذا ذكرني ، فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي ، وإن ذكرني في ملإ ذكرته في ملإ خير منهم ، وإن تقرب إلي بشبر تقربت إليه ذراعا ، وإن تقرب إلي ذراعا تقربت إليه باعا ، وإن أتاني يمشي أتيته هرولة

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR Bukhari, no 6970 dan Muslim, no 2675]

Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Allah Taala berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim). 

Sementara itu, Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi mengatakan standardisasi dakwah MUI bertujuan salah satunya untuk meningkatkan kompetensi dai dalam berdakwah. Sehingga para dai ketika berdakwah dapat memperhatikan keadaan objek dakwahnya.

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

“Standardisasi menekankan agar para dai lebih mengutamakan persatuan dan persaudaraan umat dari pada berdakwah pada hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,” jelasnya.

Kiai Zubaidi menyampaikan, standardisai dakwah juga bertujuan untuk menyatukan persepsi para dai dalam berdakwah di lingkungan masyarakat. 

Kiai Zubaidi menerangkan, strategi yang dimiliki oleh para dai sangat diperlukan untuk menjalankan misi yang benar sesuai dengan fiqh maupun amaliyah yang dijalani oleh masyarakat.

Meski begitu, Kiai Zubaidi mengakui, kegiatan standardisasi dakwah ini awalnya menjadi kontroversi. “Namun kita menjelaskan sedetail mungkin bahwa standardisasi ini bukan untuk membatasi gerak para dai. Malah sebaliknya memperluas kemudahan dai dalam berdakwah,” ujarnya.   

 

Diketahui, acara Standardisasi Kompetensi Dai ini merupakan kegiatan angkatan kedua puluh satu. Agenda tersebut akan terus diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia guna meningkatkan kompetensi dan metode dakwah para dai di Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement