Senin 08 May 2023 08:14 WIB

Ketakutan Umat Islam Amerika Serikat di Tengah Ancaman Serangan Brutal Targetkan Masjid

Serangan terhadap masjid di Amerika Serikat meningkat

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Masjid Omar Ibn Said, North Carolina, Amerika Serikat (ilustrasi). Serangan terhadap masjid di Amerika Serikat meningkat
Foto:

Selain kejadian 5 Agustus 2017, pengeboman Pusat Islam Dar al-Farooq (DAF) di Bloomington, Minnesota, ia menyebut kaum Muslim dan pusat-pusat agama telah menyaksikan serangan verbal dan retorika politik anti-Muslim, maupun tindakan vandalisme kecil dan semprotan grafiti anti-Muslim.

"Tapi serangan pembakaran terbaru ini tampaknya menjadi pesan baru bahwa bahaya semakin meningkat,” kata Abdulle

Serangan terbaru juga terjadi beberapa minggu setelah Walikota Minneapolis, Jacob Frey, secara resmi menandatangani peraturan yang memungkinkan masjid-masjid di seluruh kota menyiarkan adzan lima kali sehari. Keputusan ini dibuat mengikuti permintaan dari masyarakat dan para imam.

Dalam sebuah wawancara dengan VOA, mantan Direktur IANA Sh. Hassan Dhooye mengatakan, mereka yang berada di belakang penyerangan masjid merasa tidak senang dengan undang-undang tersebut.

"Tahukah Anda, untuk pertama kalinya sebuah kota di Amerika mengizinkan komunitas Muslimnya menyiarkan adzan. Bagi kami, itu bersejarah. Bagi mereka yang menentang kami, itu adalah kemarahan. Saya pikir serangan terbaru ini bisa menjadi jawaban untuk itu,” ucap dia.

Di sisi lain, Direktur Muslim Coalition of ISAIAH, Yusuf Mohamed Omar, yang mewakili lebih dari 20 masjid di Amerika, berbagi ketakutan dengan para imam.

"Insiden itu menimbulkan ketakutan di hati masyarakat, karena mereka merasa pusat keagamaannya menjadi sasaran,” ucap dia.

Dia pun menyebut kemungkinan jumlah mereka yang menyebarkan kebencian dan ketakutan sedikit. Namun, mereka melakukan lebih banyak tindakan jahat di tempat dan waktu yang berbeda, untuk mengirimkan sinyal bahwa mereka lebih banyak dan tidak dapat dihentikan.

Baca juga: Shaf Sholat Campur Pria Wanita di Al Zaytun, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya

 

Segera setelah serangan masjid itu, Gubernur Minnesota Tim Walz mengutuk tindakan tersebut. Dia pun menyuarakan dukungan untuk komunitas Muslim di Twitter.

"Di sini, di Minnesota, setiap orang harus bisa menjalankan keyakinan mereka tanpa rasa takut. Kepada anggota komunitas Muslim kami, hati saya bersamamu hari ini. Kami tidak akan mentoleransi tindakan kekerasan terhadap teman dan tetangga kami," tulis dia.

Seorang aktivis lokal Somalia, Mohamud Muse Hassan, mengatakan masyarakat merasa terwakili oleh kerja sama dan respons yang ditunjukkan polisi dan pemerintah kota.

Dia pun mengomentari cara kerja yang dilakukan Walikota Frey, Kepala Polisi Minneapolis Brian O'Hara, serta Gubernur Walz setelah kejadian tersebut. Mereka dinilai segera menanggapi, serta menunjukkan berbagi penghiburan dan keprihatinan mereka dengan komunitas Muslim.

"Mereka mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama. Tanggapan seperti itu menyemangati kami," ucap Hassan. 

 

Sumber: voanew  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement