REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara pada Jumat 3 Maret 2023 menimbulkan kerugian yang cukup besar. Tidak hanya korban jiwa, kerugian materiil pun tak terelakkan. Atas peristiwa tersebut, NU Care-LAZISNU PBNU menyalurkan bantuan untuk warga terdampak kebakaran, pada Senin (6/03/2023) petang.
Bantuan berupa uang tunai senilai Rp10 juta diserahkan langsung ke Posko Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU DKI Jakarta oleh Direkur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil.
“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat untuk saudara-saudara kita yang terdampak musibah (kebakaran) ini,” ucap Qohari.
Bantuan tersebut langsung diterima oleh Sekretaris PCNU Jakarta Utara, Lalu Ernayadi.
“Allhamdulillah, terima kasih NU Care-LAZISNU telah membantu para korban bencana Depo Pertamina ini. Insya Allah bantuan ini sangat membantu saudara-saudara kita,” ujar Lalu Ernayadi.
Diketahui, bencana kebakaran Depo Pertamina Plumpang setidaknya telah memakan 19 korban jiwa, 50 orang luka-luka, dan hampir 600 warga terpaksa mengungsi ke barak pengungsi yang didirikan para relawan.
Salah satunya adalah Posko bantuan yang didirikan oleh LPBI NU, di bawah koordinasi PCNU Jakarta Utara.
“Posko ini menjadi posko bantuan utama dari warga NU, terpusat menjadi satu, di bawah koordinasi PCNU Jakarta Utara, dan pelaksananya adalah LPBI NU,” kata Lalu Ernayadi.
Perwakilan dari LPBI PBNU, Beny Syaaf Safar mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak.
“Kami memohon maaf kalau belum maksimal, dan saat ini kita fokus ke tanggap darurat, jadi hanya menyediakan konsumsi dan obat-obatan,” ucap Beny.
Saat tim dari NU Care-LAZISNU hadir, terpantau mayoritas bantuan yang terkumpul adalah makanan dan obat-obatan untuk warga terdampak kebakaran.
Lalu Ernayadi menambahkan bahwa dalam beberapa waktu ke depan, Posko bantuan NU akan menambah jenis bantuan yang tersedia.
“Saat ini memang posko kita berfokus pada bantuan makanan dan obat-obatan, namun beberapa waktu ke depan kita akan mengupayakan bantuan kesehatan, karena semakin lama korban di lokasi pengungsian berpotensi terserang penyakit, itu bisa sangat memungkinkan,” pungkasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika