Selasa 21 Feb 2023 15:50 WIB

Muslimat NU Sampaikan Selamat Milad untuk BKMT

BKMT terbentuk atas kesepakatan 700 majelis taklim.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Jamaah dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) saat menghadiri kegiatan Puncak Tasyakur Milad ke-42 BKMT di Istora GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2023). Ribuan jaamah dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan milad ke-42 di Senayan Jakarta. Selain itu, sejumlah tokoh juga turut hadir diantaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Mendag Zulkifli Hasan, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum Parta Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dalam acara Tasyakur tersebut, BKMT bertekad menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan umat.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jamaah dari Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) saat menghadiri kegiatan Puncak Tasyakur Milad ke-42 BKMT di Istora GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (21/2/2023). Ribuan jaamah dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan milad ke-42 di Senayan Jakarta. Selain itu, sejumlah tokoh juga turut hadir diantaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Mendag Zulkifli Hasan, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Umum Parta Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dalam acara Tasyakur tersebut, BKMT bertekad menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan umat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muslimat NU, Mursyidah Thahir, menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang berulang tahun ke-42. Dua organisasi ini disebut memiliki kesamaan sebagai salah satu kekuatan kaum ibu.

"Selamat Milad ke 42 untuk BKMT. Kami bangga dengan kiprah BKMT sebagai salah satu kekuatan kaum ibu. Perjuangan BKMT dan Muslimat NU hampir sama, merupakan kekuatan kaum ibu melalui gerakan dakwah," ujar dia saat dihubungi Republika, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga

Perjuangan yang coba diusahakan BKMT dan Muslimat NU adalah berupaya meningkatkan kualitas keagamaan kaum ibu, sehingga menjadikan kaum perempuan lebih cerdas dan berdaya. Tingkatan para ibu ini disebut berlapis, mulai dari perempuan dengan tingkat pendidikan professor hingga yang pendidikannya rendah. Dengan dakwah, semua lapisan masyarakat disebut bisa digapai.

Mursyidah lantas menyebut BKMT juga berupaya untuk melindungi anak atau generasi muda. Upaya tersebut jika digerakkan oleh kaum ibu yang jumlahnya besar, hasilnya dipercaya akan signifikan. Anak-anak akan jadi lebih terlindungi dan terdidik.

 

"BKMT ini juga membantu program pemerintah, sama seperti Muslimat NU, dalam banyak hal. Seperti kesehatan, menurunkan stunting, ini salah satunya," lanjutnya.

Di hari ulang tahunnya ini, ia pun berharap BKMT bisa lebih besar dan berkualitas. Di bidang pendidikan non-formal keluarga, BKMT disebut dapat memberikan kontribusi yang besar.

Dalam hal tertentu, ia menyebut pendidikan formal di sekolah ada yang kurang memadai. Di antaranya soal karakter, akhlakul karimah dan keagamaan. Pengetahuan seputar ini dinilai harus juga mengandalkan pendidikan keluarga dibandingkan di sekolah.

Aspek-aspek di atas merupakan sesuatu yang harus berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Penguatan akan hal ini harus dilakukan di rumah dan memerlukan peran dari para ibu.

"Ini membutuhkan kekuatan ibu-ibu yang terdidik dan menguasai ilmu dari pengajian dan kajian dakwah. Harapan kami, untuk para pejuang keluarga, untuk kecerdasan dan keshalihan anak-anak kita, tidak cukup mengandalkan dari sekolah. Harus ada gerakan di antara itu yang diisi," katanya.

Didirikan oleh Prof. Dr. Tutty Alawiyah, BKMT lahir pada 1 Januari 1981 atas kesepakatan lebih dari 700 majelis taklim. Diprakarsai oleh seorang ustazah dan mubalighah Prof. Dr. Tutty Alawiyah yang telah berkecimpung di majelis taklim sejak usia yang masih sangat muda, BKMT bertekad menjadi majelis taklim independen yang akan meningkatkan mutu majelis taklim di seluruh Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement