Senin 30 Jun 2025 14:38 WIB

Puasa di Bulan Muharram Menurut Hadits

Umat Islam telah memasuki bulan Muharram 1447 Hijriyah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Bulan Muharram (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Bulan Muharram (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Islam telah memasuki bulan Muharram 1447 Hijriyah. Mengenai bulan Muharram, terdapat hadist tentang puasa di salah satu bulan yang mulia ini yakni Muharram.

Abu Hurairah mengatakan, "Seorang laki-laki datang menemui Nabi Muhammad SAW dan bertanya: Puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadhan? Nabi Muhammad SAW bersabda: Bulan Allah yang kalian sebut Al Muharram." (Sunan Ibnu Majah).

Baca Juga

Dalam pandangan Ustaz Ahmad Zarkasih Lc dalam bukunya berjudul Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi terbitan Rumah Fiqih Publishing, puasa di bulan Muharram adalah salah satu bentuk pemuliaan atau penghormatan kepada bulan-bulan haram (mulai), yakni bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Menurutnya, selain untuk memuliakan apa yang Allah SWT muliakan, berpuasa dan memperbanyak amal di bulan haram adalah upaya memanfaatkan waktu yang Allah SWT sediakan banyak pahala di dalamnya. Bulan-bulan haram adalah bulan mulia, puasa di dalamnya juga disyariatkan karena memang ada riwayat yang secara eksplisit mensyaratkan itu.

Ia menerangkan, puasa yang dimaksud adalah puasa secara mutlak, artinya puasa dengan waktu yang tidak tertentu. Maka boleh puasa di hari ke berapapun dalam bulan-bulan haram, karena memang itu disunnahkan. Jadi kalau ada yang melarang orang lain untuk puasa di bulan-bulan haram, bisa jadi ia tidak tahu kemuliaan bulan yang dimuliakan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda ada empat bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT adalah bulan Muharram.

Di bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT, selayaknya umat Islam yang beriman harus lebih semangat dan rajin melaksanakan ibadah dan amalan yang baik.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada 12 bulan, di antaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil tsani dan Syaban. (HR Imam Bukhari)

Dalam pandangan Ustaz Ahmad Zarkasih Lc dalam bukunya berjudul Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi terbitan Rumah Fiqih Publishing, Allah SWT menciptakan manusia dan memberikan keistimewaan kepada salah seorang di antara mereka yakni para Rasul dan Nabi-Nya.

Allah SWT juga memberikan keistimewaan satu hari di antara hari-hari yang ada, yakni hari Jumat. Allah SWT memberikan keistimewaan satu malam di antara malam-malam yang ada, yakni malam Lailtul Qadr.

Ustaz Zarkasih menerangkan, sebagaimana dalam Surah Al-Baqarah ayat 197, Allah SWT juga mengistimewakan Sholat al-Wustha di antara shalat fardhu yang lain. Beberapa ulama menafsirkan bahwa Sholat al-Wustha itu adalah sholat Ashar. Begitu juga pada bulan-bulan yang ada, bahwa Allah SWT memberikan keistimewaan pada bulan-bulan haram (bulan mulia) di antara bulan-bulan lainnya. Yakni Allah memuliakan bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

photo
Infografis Amalan di Bulan Muharram - (Dok Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement