REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK -- Pendakwah Ustadzah Qotrunnada Syathiry mengingatkan umat Islam untuk menjadikan momentum Tahun Baru Islam 1447 Hijriah sebagai waktu muhasabah diri. Ada tiga hal penting yang menurutnya harus diperbaiki di bulan Muharram.
Dia menjelaskan, hijrah tidak hanya sekadar perubahan fisik, tetapi lebih kepada peningkatan kualitas diri dalam beribadah dan bermuamalah.
"Yang namanya hijrah itu dari yang belum tahu menjadi tahu, dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Momentum hijrah ini harus kita niatkan untuk hidup yang lebih berkah," ujar dia di hadapan pengunjung acara Hijriah Food Festival 2025 di area Masjid At-Thohir, Tapos, Depok, Sabtu (28/6/2025) malam.
Menurut Ustadzah Qotrunnada, hal pertama yang harus diperbaiki di bulan Muharram ini adalah sholat. Karena, sholat adalah tiang agama dan menjadi amalan pertama yang akan dihisab di akhirat.
"Sholat itu bukan sekadar dikerjakan, tapi dijalankan dengan khusyuk dan tepat waktu. Kalau sholatnya rusak, semua amal ikut rusak. Tapi kalau sholatnya baik, insya Allah semua amalnya ikut baik," ujar dia.
Dia pun mengajak jamaah untuk menjadikan sholat sebagai titik balik dalam menghadapi berbagai masalah hidup. "Kalau hidup masih banyak masalah, coba lihat lagi sholatnya. Sudah benar belum? Sudah khusyuk belum? Jangan-jangan Allah masih menunda jawaban atas doa kita karena kita masih menunda urusan sholat," kata dia.
Hal kedua yang ditekankan Ustadzah Qotrunnada adalah memperbaiki hubungan dengan orang tua. Ia menegaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah kunci kebahagiaan dan keberkahan hidup.
"Kalau hubungan kita dengan orang tua masih rusak, jangan heran kalau hidup kita banyak kesulitan. Karena dosa kepada orang tua dibalas langsung di dunia, tidak nunggu di akhirat," jelas dia.
Dia juga mengingatkan bahwa selama orang tua masih hidup, jangan sia-siakan waktu untuk berbuat baik kepada mereka.
"Kalau orang tua sudah tidak ada, baru kita sadar bahwa doa dan kasih sayangnya tak tergantikan," ujar dia sambil mengajak jamaah yang hadir untuk mendoakan kedua orang tua mereka.
Sedangkan hal ketiga adalah memperbaiki sedekah, terutama di bulan Muharram yang merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam. Menurut dia, sedekah adalah amalan yang mampu menolak bala dan membuka pintu-pintu rezeki.
"Sedekah itu hubungan kepada Allah dan kepada sesama. Bahkan orang yang sudah meninggal saja berharap bisa dihidupkan lagi walau sebentar hanya untuk bersedekah," ucap Ustadzah Qotrunnada.
Dia pun mengutip sabda Rasulullah SAW, bahwa Barangsiapa melapangkan belanja kepada keluarganya di Hari Asyura (10 Muharram), maka Allah melapangkan kepadanya selama setahun keseluruhan. (HR Thabrani dan Baihaqi)
"Jadi wahai para suami, tambahkan uang belanja istri di hari Asyura. Wahai para ibu, tambahkan jajan anak-anak di bulan Muharram. Itu sunnah Nabi, dan insya Allah rezekinya dilipatgandakan," ucap dia disambut bahagia jamaah ibu-ibu.
Selain itu, Ustadzah Qotrunnada juga mengajak jamaah untuk membiasakan mentraktir orang lain sebagai bentuk sedekah yang ringan namun berpahala besar.
"Kalau lagi ada di food festival kayak gini, ajak teman atau keluarga makan bareng, bayarin mereka. Itu sedekah. Kecil tapi besar di sisi Allah," kata dia.
Dia menambahkan, tiga hal tersebut adalah fondasi penting dalam proses hijrah. "Hijrah itu tidak cukup dengan penampilan atau ucapan, tapi harus dibuktikan dengan memperbaiki hubungan kita kepada Allah lewat sholat, kepada orang tua, dan kepada sesama lewat sedekah," jelas Ustadzah Qotrunnada.
Acara Hijriah Food Festival 2025 yang digelar Republika selama tiga hari ini berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan jamaah dari Depok dan sekitarnya. Selain tausiyah, acara ini juga diramaikan dengan berbagai stan kuliner halal dan produk UMKM.
Festival ini telah dibuka sejak Jumat (27/6/2025) kemarin. Masyarakat masih bisa mengunjungi acara ini pada Ahad (29/6/2025). Penutupan akan dihadiri para tokoh nasional.