REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA – Kanada menunjuk perwakilan khusus pertamanya untuk memerangi Islamofobia. Posisi ini dibuat menyusul beberapa serangan yang terjadi baru-baru ini terhadap umat Islam di negara tersebut.
Posisi itu diisi Amira Elghawaby, seorang wanita yang dikenal sebagai aktivis dan berprofesi sebagai jurnalis.
Dia akan berperan sebagai penasihat, pakar sekaligus perwakilan untuk mendukung dan meningkatkan upaya pemerintah Kanada dalam rangka memerangi Islamofobia, rasisme sistemik, diskriminasi rasial, dan intoleransi agama.
Elghawaby merupakan juru kampanye hak asasi manusia yang aktif selama ini. Dia juga adalah kepala komunikasi untuk Yayasan Hubungan Ras Kanada dan kolumnis untuk surat kabar Toronto Star.
Sebelumnya dia bekerja selama lebih dari satu dekade di penyiar publik CBC. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau memuji penunjukan Elghawaby sebagai langkah penting dalam perjuangan negaranya melawan Islamofobia dan kebencian dalam segala bentuknya.
"Keanekaragaman benar-benar merupakan salah satu kekuatan terbesar Kanada, tetapi bagi banyak Muslim, Islamofobia terlalu familiar," tambahnya, dikutip dari The New Arab, Ahad (29/1/2023).
Selama beberapa tahun terakhir, serangkaian serangan mematikan telah menargetkan komunitas Muslim Kanada. Pada Juni 2021, empat anggota keluarga Muslim terbunuh ketika seorang pria menabrak mereka dengan truknya di London, Ontario.
Empat tahun sebelumnya, enam Muslim meninggal dunia dan lima lainnya luka-luka dalam serangan di masjid Quebec City. Dalam serangkaian tweet Kamis, Elghawaby mencantumkan nama-nama mereka yang tewas dalam serangan baru-baru ini dengan mengatakan, "Kita tidak boleh lupa".
Penyusunan pekerjaan baru telah diusulkan dalam pertemuan puncak nasional tentang Islamofobia yang diselenggarakan pemerintah federal pada Juni 2021 sebagai tanggapan atas serangan tersebut.