REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria Palestina ditembak mati oleh tentara Israel pekan lalu. Mirisnya, ia ditembak hingga tewas tanpa alasan yang jelas.
Dilansir di Arab News, Selasa (24/1/2023), Ahmed Kahla (46 tahun) dari Ramon, dekat Silwad di Tepi Barat yang diduduki Israel, ditembak di leher dari jarak dekat di sebuah pos pemeriksaan militer pada 15 Januari lalu. Tentara Israel awalnya mengklaim Kahla ditembak karena dia keluar dari mobilnya dengan pisau di tangannya dan berlari ke arah tentara dengan maksud untuk menikam mereka.
Putra Kahla, Qusai (20), yang bersama ayahnya saat itu, mengatakan mobil mereka dihentikan di pos pemeriksaan dan seorang tentara menembakkan granat kejut yang mengenai atap kendaraan. Ketika Kahla bertanya mengapa mereka diserang, seorang petugas menggunakan semprotan merica dan menariknya dari kendaraan sebelum tentara tersebut menembaknya hingga tewas.
Investigasi militer Israel menemukan Kahla tidak berniat melakukan serangan penikaman dan insiden itu seharusnya tidak berakhir dengan kematian.
Saudara laki-laki korban, Zayed, (45) mengatakan tentara Israel membunuhnya tanpa alasan. "Kami akan mengambil semua tindakan untuk menuntut mereka. Keluarga bermaksud untuk mencari kompensasi finansial dari tentara di pengadilan Israel, dan juga akan pergi ke Pengadilan Kriminal Internasional. Kami menyadari bahwa persidangan mereka tidak akan menghidupkan kembali saudara kami Ahmed, tetapi kami ingin mereka membayar harga atas kejahatan mereka,” kata Zayed.
Keluarga korban ingin mencegah tentata Israel membunuh lebih banyak warga Palestina dengan darah dingin dan tanpa alasan. Tuntutannya itu diharapkan dapat memberi efek jera ke depannya.