REPUBLIKA.CO.ID,JOHANNESBURG — Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) mengatakan, kedatangan 153 warga Jalur Gaza secara tiba-tiba ke negara mereka menunjukkan agenda nyata pembersihan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat. Afsel mencurigai, warga Palestina hendak ditempatkan di berbagai belahan dunia.
Sebanyak 153 warga Palestina mendarat di Johannesburg pada Kamis (13/11/2025). Mereka tiba di Afsel dengan menggunakan pesawat carter. Saat diperiksa, tak ada stempel keberangkatan dari otoritas Israel pada paspor mereka.
"Kami curiga, sebagai pemerintah Afrika Selatan, tentang keadaan seputar kedatangan pesawat tersebut," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Afsel, Ronald Lamola, kepada awak media, Senin (17/11/2025), dikutip laman Al Arabiya.
Menurut laporan, ke-153 warga Palestina asal Gaza tersebut diberangkatkan oleh sebuah organisasi bayangan bernama Al-Majd. Otoritas Afsel sempat menahan ke-153 warga Palestina tersebut di pesawat selama 12 jam. Namun akhirnya Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengizinkan mereka memasuki negara tersebut dengan pembebasan visa standar 90 hari.
Sebelumnya, ternyata telah ada penerbangan lain yang membawa 176 warga Palestina ke Afsel. Mereka tiba pada 28 Oktober 2025. Hal tersebut diungkap badan amal lokal, Gift of the Givers, yang membantu proses kedatangan para warga Palestina tersebut.




