Francess adalah salah satu dari mereka yang tertarik pada gagasan itu. Pada usia 19 tahun, dia menjadi sekretaris Asosiasi Larangan Alkohol di Birkenhead. Posisinya membawanya ke ceramah yang dilakukan Abdullah Quilliam, seorang pengacara lokal yang telah masuk Islam selama perjalanan ke Maroko.
Prof Geaves mengatakan Abdullah kerap berurusan dengan perceraian dan pelecehan keluarga. Ia menilai Abdullah telah memiliki pemahaman seberapa banyak alkohol berperan dalam permasalahan-permasalahan tersebut.
Fatima kemudian disebutkan mulai merasa ragu tentang iman yang benar, ketika mendengar ceramah Abdullah pada 1887. Perempuan ini juga merasa terkejut dengan penggambaran Nabi Muhammad SAW, yang bertentangan dengan laporan negatif yang dia dengar sebelumnya.
Karena merasa tertarik, dia pun mulai mengajukan serangkaian pertanyaan tentang Islam kepada pengacara tersebut. Sebagai tanggapan, Abdullah memberinya terjemahan Alquran dengan mengatakan, "Jangan percaya apa yang saya katakan atau apa yang orang lain katakan; pelajari masalahnya sendiri".
Namun, ketika dia merasa terbuka dengan kata-kata Abdullah, dia menemukan hal yang sama tidak berlaku jika dilakukan di rumah. Ia pun mengingat ibunya yang "fanatik", mencoba mengambil buku itu setelah melihatnya.
Fatima lantas menuju ke kamar tidur dan mengunci diri. Ia terus membaca apa yang dia anggap sebagai buku paling berharga yang bisa dibeli. Segera setelah itu, dia menjadi wanita pertama yang masuk Islam di bawah pengaruh Abdullah, mengadopsi nama Fatima setelah salah satu putri Nabi Muhammad, serta mengambil peran sebagai bendahara untuk kelompok mualafnya yang terus berkembang.