REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK— Model ternama, Bella Hadid telah menjadi model besar di seluruh dunia dan juga telah berjalan di jalan untuk banyak merek mewah terkemuka.
Namun, dia mengakui bahwa satu hal yang paling dia rindukan adalah lebih dekat dengan akar Muslimnya.
Dalam sebuah wawancara baru dengan majalah GQ, supermodel yang merupakan keturunan Palestina itu berbicara tentang debut aktingnya di acara nominasi Emmy "Ramy."
Dia mengatakan ketika dia tiba di lokasi syuting pada hari pertama, dia menangis setelah dihadiahi kaos oleh kru yang bertuliskan, 'Bebaskan Palestina. '
"Saya tidak bisa menangani emosi saya. Tumbuh dan menjadi orang Arab, ini adalah pertama kalinya saya bersama orang-orang yang berpikiran sama. Saya bisa melihat diri saya sendiri," kata Bella yang berusia 25 tahun itu dilansir dari Indian Express Jumat (19/8/2022).
Bella adalah putri seorang pengembang real estate Palestina Mohamed Hadid dan model Belanda Yolanda Hadid dan juga adik dari supermodel Gigi Hadid.
Di masa lalu, dia telah berbicara tentang masalah Palestina dan terus meningkatkan kesadaran tentang warga di sana dan keadaan di negara itu yang telah lama berkonflik dengan otoritas pendudukan Israel.
Artikel GQ menyebut Bella sebagai “selebriti Amerika yang paling blak-blakan yang mengadvokasi atas nama rakyat Palestina. "
Dia mengatakan kepada majalah itu bahwa salah satu "penyesalan terbesarnya" adalah bahwa dia tidak dibesarkan di sekitar "orang Muslim", terutama setelah orang tuanya berpisah.
"Saya akan senang untuk tumbuh dan bersama ayah saya setiap hari dan belajar dan benar-benar dapat berlatih, hanya secara umum dapat hidup dalam budaya Muslim," katanya. "Tapi saya tidak diberi itu,” tambahnya.
Ketika Bella masih balita, keluarganya pindah ke California dan dia dijauhkan atas sisi Palestina keluarganya di Washington DC.
"Saya berbicara tentang [hal ini] untuk orang tua yang masih tinggal di sana yang tidak pernah bisa melihat Palestina bebas, dan untuk anak-anak yang masih bisa tumbuh dan memiliki kehidupan yang indah," kata model itu.
Dia mengatakan bahwa meskipun dia menyadari bahwa menjadi vokal tentang topik itu dapat memengaruhi kariernya, dia tetap tidak menghentikan upayanya.
“Saya menyadari bahwa saya tidak di bumi ini untuk menjadi model. Saya sangat beruntung dan diberkati bahwa saya berada dalam posisi di mana saya dapat berbicara seperti yang saya lakukan. Dan sungguh, risikonya adalah apa? Bahwa aku kehilangan pekerjaanku?" ujarnya.
Dia kemudian menambahkan bahwa banyak hal lebih penting dibandingkan kariernya sendiri.