REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah laporan baru dari Jaringan Komunitas Muslim mengungkapkan antara 2019 dan 2022, 76 persen Muslim di New York City (NYC) mengalami kejahatan rasial dan 49 persen menjadi korban tindakan tersebut.
Dilansir Middle East Eye, Selasa (19/7/2022) laporan yang mensurvei 200 Muslim dimaksudkan untuk menjelaskan lebih banyak tantangan yang mereka hadapi saat tinggal di kota, tersebut mengungkapkan bahwa kejahatan rasial dapat terjadi sejak sekolah dasar.
Dari 116 Muslim yang disurvei pada 2019, para peneliti menemukan 43,5 persen dari responden berusia 10 hingga 18 tahun mengatakan mereka mengalami atau menyaksikan kejahatan rasial. Angka-angka itu meningkat pada paruh pertama tahun 2022 dengan hampir setengahnya, 49 persen, mengatakan mereka adalah korban kejahatan rasial, dan 76 persen mengatakan mereka telah menyaksikan kejahatan rasial. Suvei dari tahun 2022 terkumpul 100 orang.
"Orang-orang melepas jilbab siswa, meludahi seseorang, kebanyakan caci maki, menyebut seseorang teroris," ucap manajer program advokasi Ajifanta Marenah.
Jaringan berharap survei akan membantu meyakinkan dewan kota untuk memperkenalkan kembali dan meloloskan Resolusi 1257, yang akan membuat departemen pendidikan untuk memperkenalkan kursus keragaman agama dalam kurikulum sekolah. “Dan memberikan pelatihan pengembangan profesional kepada para pendidik. Kejahatan kebencian tidak hanya datang dari pemuda ke pemuda. Ini juga kurangnya pengetahuan pendidik tentang agama,” ucap Marenah.
Meskipun ukuran sampelnya kecil, survei Jaringan Komunitas Muslim mengikuti data yang dirilis oleh Departemen Kepolisian New York (NYPD) tahun lalu, menunjukkan kejahatan rasial pada tahun 2021 terhadap orang Yahudi dan Muslim di Kota New York meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah total kejahatan rasial di NYC berlipat ganda pada tahun 2021, dengan 503 kejahatan rasial dilaporkan yang diselidiki oleh NYPD, sebelumnya pada tahun 2020, terdapat 252 kasus.
Menurut departemen kepolisian, kekuatan pendorong untuk angka-angka ini adalah kejahatan kebencian anti-Asia, yang meningkat dari 28 insiden pada 2020 menjadi 129 pada tahun ini. Kejahatan antisemit meningkat dari 121 menjadi 183, dan kejahatan anti-Muslim meningkat dari empat tahun lalu menjadi 14 tahun ini, tiga kali lipat volumenya.
https://www.middleeasteye.net/news/new-poll-reveals-muslims-nyc-dealing-racism-threats-early-ages