Sabtu 26 Mar 2022 05:30 WIB

Mengenal Museum Peradaban Islam Sharjah

Museum Peradaban Islam Sharjah memiliki galeri yang memperlihatkan ajaran Islam.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
 Seorang wanita merekam kembang api yang meledak di atas Balai Kota Universitas saat duduk bermandikan cahaya sebagai bagian dari Festival Cahaya Sharjah tahunan di Sharjah, Uni Emirat Arab, Rabu, 9 Februari 2022.
Foto:

Potongan-potongan itu disebut qandil, yang berarti lampu dalam bahasa Arab, karena bentuknya yang seperti lampu.

“Semua koleksi galeri adalah tentang iman dan sejarah Islam untuk membantu pengunjung melihat lebih dekat apa sebenarnya Islam di satu tempat,” kata Intisar Al Obaidli, kurator Museum Peradaban Islam Sharjah.

Jumlah pengunjung non muslim ke galeri sangat besar dengan lebih dari 90 persen di antaranya dari luar negeri. Dia mengatakan museum dan galeri bertujuan untuk memberikan jawaban tentang Islam sambil menyoroti pengaruhnya terhadap peradaban lain.

"Beberapa pameran yang kami selenggarakan memiliki tujuan yang sama seperti 'Drop by Drop Life Falls from the Sky: Water, Islam and Art', dan 'Wonder and Inspiration Venice and the Arts of Islam exhibition yang baru dibuka,"kata Al Obaidli.

Koleksi besar lukisan oleh petugas kolonial Inggris Harry St John Philby menunjukkan Kakbah, masjid suci di Makkah dan daerah lain di Arab Saudi antara tahun 1920 dan 1960.

Philby, yang belajar bahasa mandarin di Universitas Cambridge dan menjadi penasihat utama Raja Abd Al Aziz Ibn Saud, tinggal di Arab Saudi dari akhir 1920-an dan masuk Islam.

Ada koleksi gambar yang menunjukkan batu di mana umat Islam percaya Nabi Ibrahim berdiri saat membangun Kakbah dengan putranya Ismail. Mengunjungi museum, Tatyana Rudenskykh, (28 tahun) dari Ukraina, mengatakan dia telah menemukan sejumlah kesamaan antara Kristen dan Islam.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement