Kamis 24 Feb 2022 19:15 WIB

Cahaya dari Sharjah

Festival ini menyajikan warna-warni dari sinar laser yang dipancarkan para seniman.

 Masjid Al Noor bermandikan cahaya sebagai bagian dari Festival Cahaya Sharjah tahunan di Sharjah, Uni Emirat Arab, Rabu, 9 Februari 2022
Foto: AP/Jon Gambrell
Masjid Al Noor bermandikan cahaya sebagai bagian dari Festival Cahaya Sharjah tahunan di Sharjah, Uni Emirat Arab, Rabu, 9 Februari 2022

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Emirat Arab (UEA)merupakan sebuah negara makmur di sebelah timur Jazirah Arab. Seja rahnya bermula dari persatuan enam emirat pada 1971, yakni Abu Dhabi, Ajman, Fujairah, Umm al-Quwain, Dubai, dan Shar jah. Kira-kira satu tahun kemudian, Ras al-Khaimah turut serta di dalam perserikatan ini. Sejak saat itu, berdirilah negara tersebut yang bernama resmi Daw lat al-Imarat al-Arabiyah al-Muttahidah.

Pembentukan UEA terjadi satu deka de setelah penemuan ladang minyak di kawasan Teluk. Dengan kata lain, penyatuan emirat-emirat tersebut didorong oleh kepentingan bersama, yakni mengamankan cadangan minyak untuk kesejah teraan masyarakat tempatan. Kini, negara yang pernah menjadi protektorat Britania Raya itu adalah produsen minyak terbesar ketujuh di dunia. Dari sana, sekitar 4 juta barel minyak mengalir per hari.

Baca Juga

Sejak 1990, UEA mulai mengalihkan perhatiannya dari ekonomi yang ber tumpu pada minyak bumi kepada sektor pariwisata dan keuangan. Pengembangan yang serius pada turisme menghasilkan keuntungan yang melimpah untuk negara tersebut. Sebelum pandemi Covid- 19 melanda, tidak kurang dari 12 juta wisatawan mancanegara mengunjungi UEA per tahun. Sektor pariwisata menyumbang lebih dari 10 persen produk domestik bruto (GDP).

Seperti umumnya seluruh negara di dunia, UEA pun terdampak wabah virus Corona. Akan tetapi, seperti dilansir dari Khaleej Times, Rabu (16/2) lalu, pemerintah setempat akan melonggarkan kebi jakan jaga-jarak mulai tanggal 15 Februari 2022. Sebab, angka positif Covid- 19 di negara tersebut kian melandai sejak merebaknya varian omikron pada 22 Januari lalu. Bagaimanapun, emirat masing-masing dipersilakan untuk membuat aturan mengenai batasan kapasitas tempat-tempat publik.

 

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement