Pendiri FOA, Ismail Patel, mengomentari popularitasnya yang semakin meningkat. Inisiatif ini disebut mengalami peningkatan dalam hal popularitas selama dua tahun terakhir “Tahun ini kami memiliki organisasi dari 50 negara berbeda yang ikut berpartisipasi. Jadi ada pertumbuhan besar,” ujar Patel.
Bagi umat Islam, al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga setelah Makkah dan Madinah. Menurut kepercayaan Islam, Nabi Muhammad SAW mengunjungi al-Aqsa selama perjalanan malamnya ke surga, yang disebut "al-Isra wal-Miraj". Bahkan, Aqsha Week dibuat bertepatan dengan peringatan perjalanan malam Nabi ini.
Ia menyebut Masjid al-Aqsa memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari umat Islam sepanjang sejarah Islam. Wilayah tersebut milik setiap Muslim di seluruh dunia dan perlu dihidupkan kembali sejarah maupun warisannya.
“Ini adalah simbol perlawanan dan persatuan bagi semua orang Palestina dari semua agama dan bukan agama,” katanya.
Bagi mereka yang ambil bagian dalam acara tersebut, meningkatnya ketegangan di Yerusalem terutama di lingkungan Sheikh Jarrah di mana banyak warga Palestina menghadapi pengusiran dari rumah mereka, telah membuktikan perlunya kegiatan Aqsa Week ini.
Patal menilai Yerusalem akan selalu menjadi pusat perhatian. Tetapi, serangan yang baru-baru ini terjadi di Sheikh Jarrah dan selama Ramadhan lalu di Masjid al-Aqsa telah menarik perhatian masyarakat sipil untuk bangkit dan membicarakannya.
“Orang-orang perlu memahami bahaya yang dihadapi warga Palestina di Yerusalem dan bahaya bagi Masjid al-Aqsa itu sendiri," lanjut dia.