Di Karnataka, lonjakan kekerasan terhadap Muslim telah meningkat. Sepanjang 2021, terjadi lonjakan dalam kekerasan secara keseluruhan terhadap Muslim di India. Sebuah pelacak kejahatan rasial independen telah mendokumentasikan ratusan kejahatan rasial terhadap Muslim dalam empat tahun terakhir.
Isu ini menjadi sorotan karena India sendiri kerap menyatakan negara itu adalah negara sekuler, yang menghormati semua agama. Namun, sejak kedatangan Modi dan pemerintahan dari sayap kanan Hindu nasionalis BJP pada 2014, umat Islam menjadi sasaran tidak hanya melalui undang-undang tetapi juga melalui propaganda yang didukung pemerintah yang menjelek-jelekkan keberadaan umat Islam.
Baru-baru ini, di India utara, ribuan Muslim dirampas haknya untuk melaksanakan sholat Jumat di ruang publik resmi oleh seorang menteri pemerintah BJP. Wanita Muslim juga menghadapi upaya 'pelelangan' oleh umat Hindu di media sosial yang dimotivasi oleh sentimen anti-Muslim di India.
Dorongan terus-menerus menuju supremasi Hindu telah mengklaim ruang yang lebih besar dalam bahasa publik, politik dan kebijakan sejak pemerintah Modi berkuasa. Ekspresi identitas Islam menjadi sulit bagi BJP karena Islam dianggap mengancam gagasan mereka tentang 'Hindu Rashtra', yang menyiratkan sebuah negara di mana aturan, peraturan dan proses hukum didasarkan pada prinsip-prinsip kitab suci Hindu. Oleh karena itu, pemerintah BJP dikatakan menggunakan kebijakan dan propaganda untuk mengawasi perilaku keagamaan umat Islam hingga secara praktis melemahkan hak konstitusional mereka untuk menganut dan menjalankan agama.