REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) menggelar acara talkshow Research Expose secara daring pada Jumat (28/1). Dalam acara ini, pegiat wakaf membahas tema tentang "Desain Digitalisasi dan Integrasi Data Wakaf Nasional."
Anggota BWI, Irfan Syauqi Beik mengatakan, pembahasan tentang digitalisasi dan integrasi data wakaf nasional ini sangat penting untuk dibahas. Karena, menurut dia, belum lama ini Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) telah melakukan kajian untuk mendorong penguatan digitalisasi dan integrasi data wakaf nasional.
"Kemudian ini menjadi bahan masukan kebijakan, terutama bagi BWI untuk bagaimana supaya kualitas pengelolaan wakaf ini bisa terus kita tingkatkan dari waktu ke waktu," ujar Irfan dalam acara talkshow Reseach Expose, Jumat (28/1/2022).
Sebagai narasumber, Kepala Divisi Dana Sosial Syariah KNEKS, Urip Budiarto menjelaskan, pengembangan wakaf sekarang ini menjadi semakin penting. Karena, menurut dia, pemerintah telah berkomitmeb untuk terus mendukung pengembangan wakaf dan juga terus digulirkan sejak Januari 2021. Pada saat itu, menurut dia, Presiden Jokowi bahkan telah meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang.
"Ini menjadi bagian penting dalam menerjemahkan kembali komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan wakaf nasional, khususnya dalam bidang wakaf uang, mengingat tantangan terbesar hari ini dalam pengembangan aset wakaf adalah bagaimana kita memperoleh pendanaan yang lebih fleksibel," ucap dia.