Selasa 03 Dec 2024 20:30 WIB

Sambangi BWI, Institut Masa Depan Malaysia Puji Pengelolaan Wakaf di Indonesia

Delegasi dari Malaysia mengapresiasi model pengelolaan wakaf di Indonesia.

Rep: MgRol153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kunjungan Institut Masa Depan Malaysia ke BWI
Foto: Dok BWI
Kunjungan Institut Masa Depan Malaysia ke BWI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Institut Masa Depan Malaysia melakukan kunjungan resmi ke kantor Badan Wakaf Indonesia (BWI) yang berlokasi di Museum Bayt Al-Qur'an, Jakarta pada Selasa (3/12/2024). Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam pengelolaan wakaf, baik di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus mempersiapkan program amal wakaf dunia. 

Ahmad Zubaidi, Wakil Ketua BWI menjelaskan tentang institusi BWI yang didirikan pada tahun 2007 setelah keluarnya Undang-Undang Wakaf pada 2004. Dia menjelaskan, BWI sudah menjalankan tugas negara selama 17 tahun dalam mengelola dan mengembangkan wakaf.

Baca Juga

"Salah satu fokus utama BWI adalah mengubah persepsi masyarakat terhadap wakaf, yang selama ini hanya identik dengan tanah untuk kuburan atau masjid, menjadi wakaf produktif seperti wakaf uang. Platform digital seperti SatuWakafIndonesia juga telah dikembangkan untuk memudahkan masyarakat berwakaf," ujar Zubaidi yang juga merupakan ketua komisi dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Menurut Jaja Zarkasyi, Kepala Subdirektorat Pengamanan Aset Wakaf Kementerian Agama, pemerintah telah mengeluarkan regulasi wakaf tunai dan mendukung pelatihan serta sertifikasi bagi Nazir.  "Wakaf dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi berbagai pihak." katanya.

Dalam pertemuan tersebut, beberapa perwakilan Institut Masa Depan Malaysia hadir, termasuk En. Azril Mohd Amin, seorang pengacara asal Malaysia, dan En. Azhan Hasan. Mereka menyampaikan apresiasi terhadap model pengelolaan wakaf di Indonesia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement